Warta

PBNU: Yang Main Haram, Nyebarin Haram, Nonton Juga Haram

Selasa, 15 Juni 2010 | 10:15 WIB

Jakarta, NU Online
Beredarnya video porno Ariel Luna dan Ariel Cut Tari di tengah masyarakat bahkan sampai ke dunia internasional itu dinilai sudah keterlaluan. Karena itu dalam Islam siapa pun yang terlibat dalam video porno itu haram, apalagi pelakunya bukan suami istri, maka dosanya sangat besar.

Begitu pula yang menyebarkan dan yang nonton sekalipun juga haram.Perbuatan pelaku dalam film itu sudah keterlaluan, tidak beradab dan tidak beretika. Itu sudah jelas, lalu apalagi yang mau disikapi?<>

"Yang jelas itu main itu haram, yang menyebarluaskan haram, yang lihat juga haram. Semuanya haram. Perbuatan orang-orang yang terlibat dalam video tersebut sudah keterlaluan, tidak beradab, dan tidak beretika. Apalagi yang mau disikapi? Itu semua sudah jelas. Semuanya haram,"tandas Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj pada wartawan seusai acara Harlah ke-64 Muslimat NU di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (15/6).

Sebelumnya beredar video porno Ariel dan Luna sedang beradegan panas. Tak lama setelah itu, beredar juga video porno Ariel dan Cut Tari dengan adegan yang sama. Video tersebut pun sudah menyebar luas di publik. Bahkan video porno Ariel-Luna dijual di Glodok seharga Rp 10.000-100.000.

Sementara itu pakar telematika yang juga anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Demokrat Roy Suryo memastikan video mesum Ariel Peterpan, Luna Maya dan Cut Tari adalah benar 100 % dan bukan hasil rekayasa. Roy adalah dari sekian ahli IT (informasi teknologi) yang berpendapat video seks itu asli. Ia memastikan kebenaran video itu setelah melakukuan analisis terhadap video mesum yang diduga diperankan oleh Ariel-Luna Maya dan Ariel-Cut Tari.

Analisis terhadap video tersebut dilakukan di ruang kerja Roy di Gedung DPR/MPR yang memang memiliki banyak alat multimedia. Selama ini masyarakat memang meyakini bahwa yang menjadi bintang dalam video porno yang menimbulkan kontroversi itu adalah Ariel Peterpan, Luna Maya dan Cut Tari.

Video yang ditelitinya 100 persen asli, tidak ada insert visual maupun pengisian suara atau dubbing. Untuk membuktikan kebenaran dugaan tersebut, pihak kepolisian tinggal mencocokan video dengan orang yang selama ini diduga menjadi bintang atau pemeran. (mnf)


Terkait