Warta

PBNU: PKB Tak Lagi Berfungsi sebagai Wadah Politik NU

Rabu, 28 Mei 2008 | 21:03 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tak lagi berfungsi dengan baik sebagai tempat aktivitas politik warga NU. Padahal, partai berlambang bola dunia dan sembilan bintang itu didirikan sebagai wadah perjuangan politik NU.

"Dari awal lahir, PKB itu didirikan sebagai wadah dan aktivitas politik warga NU. Tapi, kok, lama-lama, komunitasnya jadi macet," ujar Ketua PBNU KH Said Agil Siroj usai menghadiri diskusi bertajuk 'Gerakan Jalan Lurus', di kantor Mahkamah Konstitusi, Jalan Medan Merdeka Barat, <>Jakarta, Rabu (28/5).

Kang Said—begitu panggilan akrabnya—menjelaskan, pada awal terbentuknya, warga NU memberikan suaranya pada PKB dalam Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 1999 dan 2004. Namun, karena banyaknya kepentingan, suara itu menjadi menyebar ke partai politik lain.

Dalam Pemilu 2009 mendatang, kata Kang Said, suara NU tergantung ulama dan kiai pondok pesantren. Pasalnya, para kiai dan ulama itulah yang memiliki massa. “Mereka harus bersatu dan mesti punya kejelasan. Nggak apa-apa kalau di NU itu ada beberapa partai, asalkan sikap kiai jelas," pungkasnya.

Ia mengaku tak mempermasalahkan dua kepengurusan PKB yang saling mengklaim suara NU. "Itu kan kepentingan politik, sah-sah saja mengklaim. Bagi saya, semua PKB itu baik," ujar Kang Said.

Di tempat terpisah, Ketua Umum Dewan Tanfidz PKB Muhaimin Iskandar mengklaim mendapat dukungan PBNU untuk pemenangan Pemilu 2009. Ia yakin, dukungan itu diharapkan akan mendongkrak perolehan suara PKB sebesar 150 kursi di parlemen.

"Ini dibuktikan melalui kehadiran KH Hasyim Muzadi (Ketua Umum PBNU) tadi malam. Ibaratnya, PKB itu ‘anak kandung’ NU, apa yang akan diberikan kepada PKB," terang Muhaimin Iskandar di sela-sela Muhasabah Nasional Alim Ulama di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (28/5).

Muhasabah itu, kata Muhaimin, juga untuk mengevaluasi kekurangan dan kelemahan para ulama dan kiai, terutama pada aspek kehidupan dan kebangsaan. Selain itu, mereka mengevaluasi hubungan NU dan PKB.

Kedua konsentrasi masalah inilah, lanjut Muhaimin, dibahas mulai tadi malam hingga malam ini. Pembahasan sejauh mana fungsi PKB bagi bangsa dan negara, baik fungsi legislatif, pemerintahan, kedaerahan, otonomi, ekonomi dan konsentrasi gerakan Islam. (rif)


Terkait