Warta

PBNU Minta IPNU tak Terjebak Sekulerisme dan Radikalisme

Selasa, 24 Agustus 2010 | 12:24 WIB

Jakarta, NU Online
Wakil Ketua PBNU As’ad Said Ali meminta Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) tidak terjebak pada aliran sekularisme dan radikalisme yang saat ini berkembang di Indonesia mengingat negara ini didirikan atas dasar Pancasila.

Hal ini disampaikan pada acara Silaturrahmi Kemerdekaan dan Buka Puasa Bersama yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (24/8).<>

Ia menjelaskan, bangsa Indonesia memiliki banyak nilai-nilai unggul seperti watak akomodatif, tasamuh, tawazun, dan lainnya. Dari sisi ekonomi, bangsa Indonesia juga memiliki watak tekun dan ulet, terbukti dari banyak karya besar seperti tradisi ukir, batik atau keris.

“Secara politik, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang pantang menyerah, terbukti kemerdekaan kita direbut, bukan diberikan,” katanya.

Sayangnya, segala nilai lebih ini belum mampu ditransformasikan untuk kemajuan bangsa. Ia mencontohkan antara Indonesia dan Korea Selatan tak jauh beda tingkat kemajuannya pada tahun 60-an, tetapi kini Indonesia jauh tertinggal.

Ia berharap IPNU turut serta dalam upaya pemberdayaan ekonomi ummat guna meningkatkan daya saing Indonesia di antara negara lain di dunia.

Tuna Aksara Moral


Sementara itu, Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan Indonesia saat ini mengalami tuna aksara moral, yang jauh berbahaya dari tuna aksara yang lain karena menghinggapi kaum terdiri. Ia mencontohkan adanya makelar kasus sebagai bagian dari tidak adanya moral ini.

Din juga menegaskan, masa depan Indonesia ditentukan oleh Islam dan umat Islam. “Islam harus jadi determinan bangsa Indonesia,” katanya.

Wahana Pembelajaran


Sementara itu, Meneg DPT Helmy Faishal Zein menyatakan, IPNU merupakan wahana pembelajaran dan pengkaderan bagi kader-kader muda NU. Saat ini, banyak kader IPNU yang berkarir di bidang eksekutif maupun legislatif.

“Di IPNU digembleng kemaslahatan bersama sebagai jalan yang utama,” tuturnya.

Dari organisasi pengkaderan seperti IPNU, diharapkan mampu menjadi sarana untuk melanjutkan estafet kepemimpinan nasional yang semakin berkembang saat ini agar tidak terjadi generasi yang hilang. (mkf)


Terkait