Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berencana ke Lebanon dan Suriah atas undangan Global Islamic Consultation di Beirut. Menurut rencana, rombongan PBNU akan terbang ke Lebanon sejak Kamis (14/01) lusa. Di sana, NU membantu menurunkan tensi pertikaian antara beberapa kelompok di sana dan menyampaikan visi kerukunan Indonesia dalam kehidupan beragama.
''Besok, kita mau ke Lebanon dan ke Suriah atas undangan Gabungan kelompok Sunni, Syiah, dan Kristen Menonit di Beirut dan Lebanon Selatan yang berbatasan Israel,'' kata Ketua PBNU KH Hasyim Muzadi usai bertemu Presiden di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (13/01).<>
Menurut Hasyim, Presiden mendukung NU untuk membantu mendamaikan pertikaian di sana. NU sebagai pihak dalam diplomasi-diplomasi formal untuk mendamaikan pertikaian di wilayah tersebut. NU turun tangan dalam diplomasi di wilayah yang tengah bergolak dan yang susah dihubungi diplomat dan kedutaan Indonesia.
"Kita berkontribusi turunkan tensi pertikaian. Kita akan sampaikan visi Indonesia. Kita berbeda agama saja, bisa rukun. Kenapa di Lebanon yang sesama muslim tidak. Visi itu yang akan kita promosikan. Itulah yang dilakukan oleh NU di daerah bertikai dan bergolak,'' tutur Hasyim yang akan ke Lebanon didampingi Direktur NU Online Abdul Mun'im DZ.
Dalam pertemuannya dengan Presiden, sore ini (13/1), Hasyim menyampaikan kepada Presiden soal pertemuan Muktamar NU yang digelar pada 22 Maret 2010. Dalam acara itu, banyak tokoh Islam nasional dan sedunia yang akan datang.
PBNU berada di Lebanon selama lima hari dan di Suriah selama dua hari. NU bertemu dengan kelompok Sunni yang bisa bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya, terutama dengan gabungan sekte-sekte Islam yang saling bertentangan satu dan lainnya.
''Kita ketemu dengan Pasukan Garuda dan kelompok-kelompok perlawanan yang tergabung dalam Hisbullah, kelompok lintas golongan bertikai (Lebanon). Setelah itu ke Suriah untuk bertemu dengan kelompok Sunni,'' tandas Hasyim. (min)