Pasukan tempur Amerika Serikat, Selasa (30/6), keluar dari kota-kota di Irak sesuai kesepakatan yang telah dibuat Pemerintah AS dan Irak. Seiring keluarnya pasukan AS itu, Pemerintah Irak menetapkan tanggal 30 Juni sebagai Hari Kedaulatan Nasional.
Meski penarikan pasukan AS dari Baghdad dan kota-kota lainnya di Irak itu secara umum berjalan lancar, militer AS mengatakan, empat prajuritnya tewas dalam pertempuran menjelang tenggat waktu penarikan pasukan AS. Keempat prajuritnya itu adalah anggota Divisi Multinasional di Baghdad, tetapi tidak dijelaskan apa penyebab kematian keempat prajurit tersebut.<>
Penarikan pasukan AS dari kota-kota di Irak tidak berarti pasukan AS ditarik sepenuhnya dari Irak, tetapi lebih berupa penyerahan kontrol keamanan di wilayah-wilayah perkotaan kepada tentara dan polisi Irak. Sejumlah tentara AS juga masih berada di beberapa kota untuk melatih dan memberikan nasihat kepada pasukan Irak. Tenggat waktu penarikan penuh pasukan AS dari seluruh Irak yang saat ini berjumlah 133.000 prajurit adalah pada 31 Desember 2011. Namun, Presiden AS Barack Obama telah mengatakan, seluruh pasukan tempur akan keluar dari Irak pada akhir Agustus 2010.
Presiden Irak Jalal Talabani dalam pidatonya seusai menetapkan 30 Juni sebagai Hari Kedaulatan Irak dan menjadikannya sebagai hari libur nasional mengatakan, hari kedaulatan itu tidak akan bisa dicapai tanpa bantuan AS, yang menginvasi Irak tahun 2003 dan menggulingkan Saddam Hussein yang dieksekusi pada Desember 2006.
”Sementara kami merayakan hari ini, kami menyampaikan terima kasih kami dan penghargaan kepada kawan-kawan kami di pasukan koalisi, yang menghadapi risiko dan tanggung jawab serta menghadapi sejumlah kehilangan dan kerusakan saat membantu Irak untuk keluar dari kediktatoran terburuk, dan selama upaya bersama untuk menerapkan keamanan dan stabilitas,” kata Talabani.
Sebuah sumber dekat badan kontrateroris Irak, Senin, berhasil menghentikan sebuah truk yang membawa 64 peluru mortir di Baghdad, yang diyakini ditujukan untuk menyabotase penarikan pasukan AS tersebut.
Pesta taman
Warga Irak memperingati malam pergantian hari menuju 30 Juni dengan pesta kembang api, sementara ribuan orang menghadiri sebuah pesta di taman terbesar di Baghdad, di mana para penyanyi menyanyikan lagu-lagu patriotik.
Untuk menuju taman itu, warga harus melalui tiga tahap pemeriksaan, tetapi tidak ada yang mengeluhkannya.
”Sejak tahun 2003 saya tidak pernah pergi ke pesta. Namun, hari ini saya datang untuk mendengarkan para penyanyi yang saya sukai,” ujar Ahmed Ali, warga Baghdad.
”Hari ini adalah hari di mana kami mendapatkan kembali negeri kami,” papar Salim Mohammed, warga yang sengaja datang dari Sadr City.
Meski demikian, penyerahan tanggung jawab keamanan itu memunculkan juga kekhawatiran di banyak warga Irak atas kesiapan sekitar 750.000 anggota militer dan polisi Irak untuk memelihara stabilitas dan menghadapi kelompok-kelompok yang masih terus mencoba menebar teror. (AP/AFP/Reuters/mad)