Jakarta, NU.Online
Untuk memecahkan masalah umat yang semakin berat dimasa depan, NU dan Muhammadiyah sebagai dua organisasi keagamaan terbesar harus bekerjasama, demikian ditegaskan oleh Pengasuh Pondok pesantren Tebuireng KH Yusuf Hasyim yang biasa dipanggil Pak Ud dalam acara launching Pusat Studi Muhammadiyah (PSM) di Kampus UMY Terpadu Jogja, Senin (12/5).
Selain mengambangkan hubungan yang baik antara Nu dan Muhammadiyah, perlu dilakukan pergaulan lintas agama, lintas golongan dan lintas SARA maupun lainnya. Demikian kesimpulan orasi Pengasuh PP Tebuireng Jombang KH Yusuf Hasyim saat siang.
<>Pak Ud sangat mengharapkan agar NU-Muhammadiyah lebih berperan dalam menciptakan persatuan bangsa serta menggalakkan upaya transfer ilmu pengetahuan kepada umat. ini dilakukan karena tanpa ilmu pengetahuan generasi masa depan akan selalu terpinggirkan. Karena itu menjadi mutlak untuk mengembangkan lembaga pendidikan. Selain itu juga perlu mengembangkan kualitas perekonomian serta semangat ukhuwah di kalangan umat, tegasnya.
Guna menghindari kesalahpahaman antara umat Pak Ud meminta KH Hasyim Muzadi dan Prof Syafii Maarif untuk mencoba mengundang tokoh-tokoh dalam rangka mengantisipasi munculnya kebingungan umat ketika terjadi riak-riak dalam kehidupan sosial politik. “Di antara keduanya bukan saja didoakan untuk arif namun juga bekerjasama menghadapi masa depan umat,” tandas tokoh sepuh NU ini.
Forum kerja sama NU-Muhammadiyah menurut Yusuf Hasyim, perlu dilakukan mengingat kita akan menghadapi Pemilu 2004 yang diperkirakan juga akan mengalami kesulitan menyatukan beberapa orang. “Padahal kalau Pemilu 2004 mengalami kemunduran, perjalanan bangsa akan lebih berat lagi,” tandasnya. “Kalau NU dan Muhammadiyah bersatu, maka separo urusan kita selesai,” tambahnya (dt/mkf)