Sistem pendidikan pesantren negeri ini hendaknya segera dibenahi dengan manajemen progresif, sehingga dapat kontekstual dengan nafas zaman. Untuk mewujudkan hal ini, diperlukan fondasi ekonomi kokoh. Dengan demikian, tenaga profesional yang menangani ekonomi pesantren, sangat dibutuhkan.
Menyadari hal ini, Yayasan Mata Air Jakarta, bekerja sama dengan Induk Koperasi Pondok Pesantren (Inkopontren), menyelanggarakan Pelatihan Enterpreneurship bagi Pengelola Kopontren se-Jawa Tengah”, Jum’at-Ahad (2-4/05), di Hotel Kenari, Kudus, Jawa Tengah.<>
Agenda ini, diselenggarakan dalam rangka Ultah ke-2 Majalah Mata Air Jakarta, serta mengenang se-abad Kebangkitan Nasional. Penanggungjawab kegiatan yang juga Sekretaris Jenderal Inkopontren Nusron Wahid, mengatakan, bahwa agenda ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengelola koperasi pondok pesantren.
“Pengelola kopontren, harus memiliki pemikiran progresif dan kreatif, sehingga mampu mencari celah inovasi untuk mengembangkan lembaga perekonomian. Melalui pelatihan ini, diharapkan profesionalisme dapat tergali,” ujar Nusron Wahid, yang juga anggota DPR RI.
Nusron mengungkapkan, bahwa fondasi ekonomi yang kokoh, sangat diperlukan untuk membangkitkan pembelajaran di pesantren. “Pesantren sudah saatnya bangkit. Untuk menggapai hal ini, tentu dibutuhkan kerja keras dan peningkatan kemampuan berbagai elemen yang berada di lingkaran pesantren”.
Dalam pelatihan ini, juga dijadwalkan rangkaian kegiatan berupa studi banding ke perusahaan Jenang Mubarok Kudus. Melalui studi ini, pengelola pesantren, diharapkan dapat menggali inspirasi lebih dalam, tentang kegiatan usaha yang potensial dikembangkan di lingkungan pesantren.
Selain agenda Pelatihan bagi pengelola Kopontren, juga diselenggarakan bazar buku dan Debat Politik bagi Pelajar dan Santri se-karesidenan Pati, pada Kamis, (1/5). Lomba debat ini, akhirnya dimenangkan oleh tim MA al-Hidayah Lasem (Juara I), MA NU Banat Kudus (II), dan SMA Nasional I Jepara (Juara III). Sedangkan, SMK Raden Umar Said Kudus meraih juara harapan I, dan disusul Harapan II oleh tim MA Miftahul Falah (ziz).