Mantan presiden Republik Indonesia ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah sosok paling berjasa dalam menyejahterakan para guru agama. Baik yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS), tenaga honorer, maupun yang mengabdi secara lillaahi ta'aala (tanpa bayaran pasti).
Pada saat menjadi presiden, terhitung tiga kali Gus Dur menaikkan gaji para pegawai negeri, termasuk guru agama. Sejak zaman Gus Dur pula, banyak pemerintah daerah yang menganggarkan honor daerah untuk para guru ngaji di majlis-majlis ta'lim dan musholla-musholla.<>
Demikian dinyatakan oleh Ketua Pengurus Pusat lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) KH Nuril Huda dalam sambutannya di hadapan sekitar 200-an peserta dan tamu undangan pada pembukaan Pendidikan kader Dakwah LDNU di gedung PBNU Jl. Kramat Raya 164 Jakarta.
"Dulunya, yang namanya guru ngaji biasanya selalu 'kurus kering'. Mereka mengabdi sepenuhnya untuk masyarakat, hampir-hampir tidak memiliki waktu untuk memperhatikan diri sendiri. Walhasil, pengajaran ilmu-ilmu keagamaan terkesan menjadi pekerjaan yang sepele dan dipandang sebelah mata oleh masyarakat," terang Kiai Nuril.
Lebih lanjut, Kiai Nuril menjelaskan, dengan telah semakin sejahteranya para pendidik agama, diharapkan, pendidikan agama dapat semakin berkembang luas. Bukan hanya menjadi identitas bagi sekelomppok kecil masyarakat saja, melainkan menjadi identitas masyarakat secara menyeluruh. (min)