Jakarta. Nu.Online
Untuk melanjutkan proses regenerasi NU Wilayah Kalimantan Selatan mengadakan Konferensi Wilayah tanggal 29 –31 Maret 2003 bertempat di Kotabaru. Konferensi tersebut membahas perkembangan organisasi NU periode yang lalu. Konferensi periodik tersebut dimaksudkan memperbaiki kinerja organisasi. Selain itu juga membahas berbagai permasalahan hukum fikih yang dihadapi warga NU yang dibahas dalam forum bahsul masail. Dalam forum itu juga diadakan pergantian kepengurusan yang telah berjalan dengan mengadakan pemilihan ketua syuriah dan tanfidiyah baru.
<>Dalam acara yang juga dihadiri oleh ketua PBNU, KH Hasim Muzadi peserta berhasil memilih Rais Syuriah baru yaitu KH Hamdan Kholid Lc, yang merupakan lulusan dari universitas Islam paling terkenal di dunia, Al Azhar, sehingga beliau diharapkan dapat memberi masukan yang berharga bagi kemajuan NU di wilayah itu. KH Hamdan Kholid adalah pengasuh pondok pesantren Rosyidiyah Kholidiyah, sebuah pondok pesantren di kawasan Amuntai.
Konferensi yang diikuti oleh 12 cabang, yang merupakan penggabungan dari 22 cabang karena terlalu luasnya wilayah, akhirnya berhasil mengangkat Ketua Tanfidiyah yang baru yaitu Drs Rusdiyansyah Asnawi SH, yang selama ini menjabat sebagai ketua Pengadilan Tinggi Agama Kalimantan Selatan. Kedudukan dan pengalaman organisasinya dalam pemerintahan diharapkan dapat membantu mengembangkan organisasi NU secara lebih baik.
Dalam konfrensi itu ditetapkan program utama yaitu melakukan konsolidasi internal untuk memberdayakan kembali kekuatan NU di Kalimantan Selatan. Kalimantan Selatan merupakan satu wilayah dengan basis pendukung NU yang sangat kuat dalam pemilihan umum pertama kali di Indonesia pada tahun 1955, Akan tetapi karena kooptasi dari pemerintah orde baru yang menganggap NU sebagai organisasi yang selalu kritis dalam mensikapi berbagai permasalahan yang merugikan rakyat, sehingga bisa membahayakan kepentingan penguasa orde baru, maka dilakukan usaha secara sistematis untuk melemahkan kekuatan NU di level basis. Akibat dari intervensi pemerintah orde baru menyebabkan penurunan peran NU di Kalimantan Selatan sehingga perlu diberdayakan lagi. (CiH/Mkf)