Warta

NU Perlu Manajemen Unity

Jumat, 29 Oktober 2004 | 06:30 WIB

Jakarta, NU Online
Nahdlatul Ulama diharapkan memiliki manajemen yang unity agar NU secara kelembagaan dapat beraktivitas secara efektif di tengah pemenuhan kebutuhan warganya. Pernyataan tersebut diungkapkan Sekretaris Fraksi PPP, Ahmad Muqowam kepada NU Online di ruang kerjanya di gedung DPR-RI Jakarta, Jum'at (29/10).

Menurutnya, selama ini kondisi NU yang tercermin di lembaga, banom dan lajnahnya terkesan berjalan sendiri-sendiri, tidak ada satu komando yang terintegrasi di dalam menjalankan program kerjanya. "Jadi saya kira efektivitas program kerja diantara lembaga-lembaga NU yang harus di tingkatkan dan NU secara institusi harus mampu memayungi aktivitas itu agar secara horisontal tidak berjalan sendiri-sendiri," tegas Sarjana Administrasi Negara Universitas Diponegoro, Semarang ini.

<>

"NU Itu besar, NU itu hebat, tetapi pada soal bagaimana komando organisasi yang masih perlu di pertanyakan, karena masing-masing punya forma sendiri. Nah disinilah pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh NU," katanya. Untuk itu, lanjut Muqowam harus di lakukan upaya sistematis dan terprogram di dalam melakuan kaderisasi dan ideologisasi di tengah-tengah masyarakatnya.

Proses kaderisasi pun, katanya harus menggunakan pendekatan yang lebih egaliter dan lebih demokratis. Karena di dalam NU masih ada budaya feodal yang melekat, ada patron client yang akan menghambat proses-proses kaderisasi di lingkungan NU.

Dijelaskan Muqowam, meskipun dari proses ideologisasi NU sudah cukup baik tanpa melalui proses pendidikan formal pun NU itu sudah ada di tengah-tengah masyarakat. "Yang diperlukan segera adalah tidak sekadar pendekatan ideologis tapi bagaimana agar NU yang berada di tengah-tengah masyarakat ini mampu efektif efisien bahwa keberadaan dia itu juga diperlukan masyarakat tidak hanya dalam kerangka politik, tapi juga dalam kerangka yang sifatnya mu’amalah," tandas mantan aktivis PMII ini.

Selain itu, katanya setelah penataan ideologi mulai tertata, pekerjaan rumah NU berikutnya adalah bagaimana agar kekuatan NU yang ada dimana-mana menjadi kekuatan yang efektif. "NU harus memikirkan dan memfasilitasi kemungkinan itu kalau ingin menjadi besar, mengakar dan bermartabat ditengah pluralitas bangsa ini," imbuh mantan Ketua Sub-Komisi Perhubungan dan Telekomunikasi DPR-RI seraya mengakhiri pembicaraan. (cih)


Terkait