Jakarta, NU Online
Wakil Menteri Luar Negeri Jerman Kerstin Muller mengharapkan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebagai Islam moderat membantu meningkatkan kembali hubungan Islam dan Barat dengan melakukan dialog antar kedua belah pihak sehingga dapat menghilangkan kesalahpahaman antara kedua belah pihak..
“Hal tersebut dapat dijalankan dengan melakukan dialog antar kedua belah pihak sehingga mereka dapat saling memahami dan dalam hal ini NU memiliki posisi yang tepat,” ungkapnya.
<>NU merupakan gerakan Islam yang sampai saat ini belum pernah terlibat dalam kekerasan baik secara institusi maupun secara individu. Prestasi ini mendapat perhatian banyak kalangan Barat untuk menjadikan NU sebagai mediator antar Islam dan Barat.
Akhir-akhir ini citra Islam sangat jelek sebagai gerakan terorisme yang menggunakan kekerasan sebagai jalan menyelesaikan satu masalah. Walaupun kecil gerakan-gerakan radikan kecil tersebut merusak citra Islam sebagai sebuah ajaran yang humanis.
Selain NU, Muller mengharapkan agar Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi besar Islam Indonesia dapat mengatasi madalah radikalisme yang saat ini sedang berkembang dengan mengembangkan ajaran-ajaran Islam yang sejuk.
Kunjungan wakil menlu tersebut merupakan persiapan dari kunjungan duta besar Uni Eropa yang akan datang ke PBNU 19 Juli mendatang dengan maksud yang sama untuk memahami NU sebagai gerakan Islam moderat yang ramah kepada pihak lain.
Namun demikian, ia mengatakan bahwa kunjungan tersebut tidak berkaitan dengan rencana kunjungan parlemen Eropa ke PBNU bulan September mendatang.Tapi Muller mengatakan bahwa ia mendukung kunjungan itu sebagai salah satu upaya dialog kedua belah pihak.
Pertemuan antar PBNU dengan wakil dari menlu Jerman tersebut dihadiri oleh Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, KH Irvan Zidny Muhyiddin Arubusman, Masdar F. Mas’udi, Andi Jamaro, Masduki Baidowi, Abdu Wahid Maktub, Iqbal Sulam, serta wakil dari IPPNU yang dihadiri oleh Devi Soraya Zein dan Pinku Hidayati.
Saat ini NU seringkali mendapat kunjungan dari berbagai kedutaan asing, baik dari Eropa maupun Timur Tengah untuk mendiskusikan tentang hubungan Islam dan peradaban.(mkf)