Warta

NU Bersedia Jadi Jembatan Barat-Islam

Rabu, 13 Agustus 2003 | 13:57 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH Drs A Hasyim Muzadi menyatakan NU bersedia menjadi jembatan untuk menggalang kembali hubungan antara dunia barat dengan Islam dalam garis moderniasi dan garis hubungan humanitas
pasca ledakan bom di berbagai tempat.

"Kami bersedia saja untuk menjadi jembatan penghubung, asal mendapat dukungan positif dari para pemimpin negara-negara Barat," katanya di Malang, Rabu sore, setelah kembali dari Kopenhagen-Denmark untuk memberikan presentasi di hadapan para pemimpin negara itu dan LSM se-Eropa serta tokoh LSM Asia.

<>

Menurut dia, adanya keinginan dari salah seorang pimpinan LSM Eropa itu menunjukkan adanya respon positif terhadap dunia Islam, tetapi walau pun ada keinginan kuat untuk memperbaiki hubungan agar lebih baik lagi antara dunia barat dengan Islam dengan mediator NU, namun kalau tidak ada dukungan positif, maka pihaknya akan memikirkan kembali kesediaan itu.

Pada prinsipnya, kata Hasyim, pihaknya setuju, tapi harus ada dukungan positif dari negara-negara barat, sebab tanpa adanya dukungan mustahil upaya tersebut akan terwujud dan hubungan dunia Barat dengan Islam akan lebih mesra.

Tentang ulah sekelompok umat Islam yang memerangi arogansi, kekhufuran, dan kemunafikan penguasa negara dengan melakukan aksi teror bom yang juga meminta korban jiwa, ia menilai hal itu sebenarnya justru merugikan perjuangan umat Islam sendiri.

"Jika penguasa termasuk negara adikuasa dengan dalih memburu para pelaku aksi teror dengan cara teror pula, bahkan sampai intervensi politik dan militer yang dibungkus segala macam istilah, pada hakekatnya justru akan membuka mata dan kemudian menyatukan sikap para pemimpin negara-negara kecil untuk melawan ketidakadilan secara bersama-sama," ujarnya.

Hasyim Muzadi menghadiri pertemuan antar pemimpin LSM se-Eropa dan Asia di Kopenhagen-Denmark selama empat hari sejak tanggal 6 hingga 10 Agustus 2003 dan baru tiba kembali di Indonesia pada 12 Agustus setelah mampir ke Singapura.

Selama di Kopenhagen, Hasyim Muzadi menjelaskan bagaimana kiprah NU dan Islam di Indonesia pada umumnya yang lebih menyukai suasana kedamaian, kesejukan, dan bahkan Islam sendiri melarang tindak kekerasan, termasuk teror-teror bom yang akhir-akhir ini marak di Indonesia.(ant/mkf)

 


Terkait