Warta

Nasib Pengungsi "Aceh Tengah" Mengenaskan

Sabtu, 3 Mei 2003 | 11:47 WIB

Jakarta.NU.Online
Sebagian dari ratusan pengungsi asal dataran tinggi 'Tanah Gayo', Aceh Tengah, dilaporkan kini menjadi pengemis di kota Banda Aceh karena alasan kesulitan memperoleh kebutuhan hidup sehari-hari.

Kantor Berita Antara melaporkan dari Banda Aceh, Sabtu, para pengungsi yang terpaksa beralih profesi menjadi pengemis itu terdiri atas pria lanjut usia dan perempuan, karena belum berani kembali ke desa asalnya akibat gangguan keamanan.

<>

Para pengungsi yang menjadi pengemis itu selama ini menempati gedung Teungku Chik Ditiro, setelah sebelumnya sempat menetap di kampus IAIN Ar-Raniry Darussalam dan stadion sepakbola Dimurythala/Lampineung, Banda Aceh.

"Pada siang hari, kami terpaksa menjadi pengemis, sedangkan malam hari kembali ke Gedung Teungku Chik Ditiro," kata seorang pengungsi perempuan yang menjadi pengemis di persimpangan jalan Simpang Lima kota Banda Aceh.

Perempuan setengah baya yang tidak bersedia menyebutkan namanya itu mengatakan, kegiatan mengemis ini terpaksa dilakukan bersama teman-temannya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari karena bantuan dari pemerintah sangat terbatas.
Sementara itu, Kepala Bidang Urusan Korban Bencana (UKB) pada Dinas Sosial Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), H Ishak Hazamy mengatakan bahwa penanganan masalah pengungsi kini telah ditangani Satkorlak Aceh.

Para pengungsi Aceh Tengah yang terdiri atas anak-anak, perempuan dan pria lanjut usia itu eksodus ke Banda Aceh sejak 13 Maret 2003 berjumlah 615 KK (776 jiwa), namun kini tinggal 676 jiwa, setelah 100 jiwa diantaranya berhasil dipulangkan.

"Dulu kami yang salurkan bantuan kebutuhan pokok bagi para pengungsi, tetapi kini sudah ditangani Satkorlak Pemprov. Nangroe Aceh Darussalam," katanya.

Pemerintah NAD melalui kantor Kesbang Linmas menetapkan setiap pengungsi yang kembali ke daerah asalnya selain diberi jatah hidup (Jadup) untuk kebutuhan empat hari, juga disediakan ongkos transpor dan uang saku Rp50.000/jiwa.

Beberapa pengungsi yang tidak bersedia menyebutkan namanya mengatakan bahwa mereka akan kembali ke desa asalnya masing-masing, setelah adanya jaminan keamanan bagi keselamatan jiwa dan keluarganya dari pemerintah.

"Tanpa jaminan keamanan, kami tidak akan kembali karena akan menjadi korban mati sia-sia," kata mereka tentang situasi keamanan di daerahnya di beberapa desa pedalaman Aceh Tengah akhir-akhi ini cukup menakutkan. (Med Ind) (Mkf).


Terkait