Warga Muslimat NU Kota Makassar harus bisa menjadi suri tauladan bagi ibu-ibu Kota Makassar sekaligus mampu mentransformasikan segala ilmu pengetahuan yang dimilikinya guna membangun sumber daya manusia wanita yang tangguh dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin berat.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Muslimat NU Sulawesi Selatan Hj. Nurul Fuadi saat membuka acara Peringatan Harlah Muslimat NU ke 62, Hari Sosial ke 40 dan Maulid Nabi Muhammad SAW 1429 H di Masjid Raya Makassar 12/4.<>
Muslimat NU sebagai basis NU sangatlah besar secara kuantitas dan ini harus diselaraskan dengan kualitas kekaderan serta sikap dan tanggung jawab sosial yang wajib di emban. Kekaderan Muslimat NU mengajarkan kita untuk selalu peka terhadap lingkungan sekitar dan kehadiran kita benar-benar harus memberi manfaat, ujarnya.
Turut hadir dalam acara yang digelar oleh Muslimat NU Kota Makassar ini antara lain Mustasyar PBNU AGH. A. Sanusi Baco didampingi Rois Syuriah Rois Syuriah NU Kota Makassar KH. Baharuddin dan wakil dari Pemerintah Kota Makassar.
Mustasyar PBNU AGH. A. Sanusi Baco saat tampil di Podium sebagai pembicara menyampaikan bahwa salah satu tujuan kita sebagai ummat yang beragama Islam diminta untuk membuka kembali salah satu halaman sejarah dari seorang pemimpin yang paling tebal halaman sejarahnya.
Dikatakannya, dengan membuka halaman sejarah nabi Muhammad SAW maka akan dapat merasakan hadirnya nuansa hidup yang damai dan tentram. Kehidupan nabi menjadi sumber kehidupan nabi 100 persen. Hanya Rasulullah SAW yang mampu melaksanakan secara sempurna seluruh isi dan makna Al 'Qur'an.
“Istri Nabi Muhammad SAW yakni Aisyah pernah ditanya bagaimanakah cara bila kita ingin mengenal nabi secara menyeluruh dan mendalam, maka jawab Aisyah syaratnya hanya satu yaitu pahami segala isi Al-Qur'an sebab Nabi SAW satu-satunya manusia yang mengerjakan semua isi Al-Qur'an, ujar ketua MUI Sulawesi Selatan ini. (ful)