Warta

Muktamar PPP jadi Ajang Pertarungan Kader NU

Senin, 4 Juli 2011 | 10:35 WIB

Jakarta, NU Online
Pasca runtuhnya Orde Baru, situasi politik dalam tubuh PPP juga mengalami perubahan. Kubu Muslimin Indonesia (MI) yang semasa Orde Baru mendapat keistimewaan kini bertekuk lutut dibawah kader-kader NU.

Dalam muktamar ke-7 PPP kali ini yang sedang berlangsung di Bandung, kandidat kuat diantaranya adalah Suryadharma Ali dan Muqowwam, keduanya berlatar belakang NU. Sejak tahun 1998 Hamzah Haz menjadi ketua umum PPP dan digantikan Suryadharma Ali pada tahun 2007.
<>
“Posisinya sekarang berbalik, zaman Orba, kader NU cuma kebagian sekjen, ketumnya dari MI. Sekarang ketua umumnya dari kader NU dan sekjennya dari MI,” kata Kacung Marijan, ketua PBNU, Senin.

Pada zaman Orba, meskipun NU mayoritas, tetapi selalu dikebiri untuk menduduki posisi paling strategis dalam partai berlambang ka’bah. Ia menuturkan, setelah kekalahan Matori Abdul Djalil dalam muktamar tahun 1994 melawan Ismail Hasan Metareum pernah ada upaya kader NU di partai tersebut mendirikan partai sendiri akibat pengebirian tersebut, tetapi ditentang oleh KH Thoifur karena NU juga memiliki sejarah panjang dan ikut berdarah-darah dalam mempertahankan partai ini diawal rezim Orba.

Meskipun NU sudah khittah dan tokoh NU mendirikan PKB, keberadaan PPP menurutnya tetap penting, sebagai saluran bagi warga NU yang menginginkan Islam sebagai asas. “Meskipun PPP asasnya Islam, tetapi tetap berbeda dengan PKS dan PBB yang menginginkan berdirinya negera Islam. PPP menginginkan masyarakat yang islami,” katanya menjelaskan.

PPP, tambahnya, bisa menjadi saluran kebijakan bagi NU, melalui kader-kadernya untuk menyuarakan prinsip NU dalam pembuatan kebijakan dalam ranah negara.

Yang dikritisi oleh Kacung adalah, partai ini belum mampu menyentuh kalangan muda, sehingga semakin lama perolehan suaranya semakin kecil. Jika tidak diatasi, ini bisa menjadi ancaman kelangsungan partai dimasa mendatang.

Rivalitas antara kubu NU dan MI mungkin akan kembali menarik jika Partai Bulan Bintang (PBB) bergabung dengan PPP karena secara ideologis, ideologi PBB seiring dengan MI.

Penulis: Mukafi Niam


Terkait