Lembaga Pengkajian Pangan dan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur membantah dendeng sapi istimewa merek Beef Jekrey "Lezat" yang diproduksi "Masa Depan Cerah (MDC) Food" Surabaya, positif mengandung DNA babi.
"Kami sudah mengecek ke tempat produksi, mewawancarai investor, pemasok daging, tempat pemotongan daging, dan uji laboratorium DNA, ternyata tidak terbukti ada kandungan unsur DNA babi pada dendeng merek Lezat itu," kata Ketua LPPOM MUI Jatim, Prof. Dr. H. Sugijanto, MS. Apt., di Surabaya, Jumat (8/5).<>
Ia mengemukakan hal itu menanggapi temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk lima merek dendeng/abon, yakni dendeng cap kepala sapi 250 gram (produsen fiktif); abon dan dendeng sapi cap Limas 100 gram (produsen fiktif); abon dan dendeng rasa sapi asli cap A.C.C (produsen fiktif); dendeng sapi istimewa merek Beef Jekrey "Lezat" (produksi "MDC Food" Surabaya); dan dendeng sapi istimewa No. 1 cap 999 (produksi S. Hendropurnomo, Malang).
Menurut Prof Sugijanto, pihaknya merasa berkepentingan untuk mengecek dendeng sapi merek "Lezat" itu, karena MUI Jatim sudah pernah mengeluarkan sertifikasi halal untuk produk itu, namun BPOM justru menyimpulkan ada unsur babi di dalamnya.
"Kami sudah mendatangi pabriknya di Jalan Ngagel Jaya Tengah nomer 7, Surabaya dan ternyata sejak pertengahan April lalu sudah tidak beroperasi, sehingga kami merasa bertanggung jawab untuk mengkaji ulang," katanya.
Hasilnya, katanya, uji laboratoris yang komprehensif ternyata tidak menemukan kandungan unsur babi yang disangkakan kepada dendeng merek "Lezat" itu.
"Karena itu, kami minta BPOM dan aparat berwenang untuk menyelidiki temuan dendeng merek Lezat yang dikatakan mengandung unsur babi itu. Mereka menemukannya di Bandung, padahal merek Lezat itu tidak beredar sampai ke Bandung, karena itu mungkin saja mereknya dipalsukan," katanya.
Hingga kini, katanya, mayoritas produksi dendeng sapi merek "Lezat" hanya beredar di Jatim, karena itu peredaran hingga ke Bandung juga diragukan.
"Kalau di Jakarta memang ada, tapi tidak banyak dan hanya lewat satu pintu, sehingga tidak mungkin sampai ke Bandung," katanya.
Ia menambahkan pihaknya belum pernah mengeluarkan sertifikasi halal untuk empat merek lainnya yakni cap kepala sapi, cap Limas, cap A.C.C, dan cap 999, meski cap 999 diproduksi S. Hendropurnomo dari Malang. (rep/dar)