Jakarta, NU Online
Dewan Penasehat LDNU Ahmad Mubarok mengatakan perlunya mewujudkan negara Indonesia yang Islami dengan melakukan penyerapan nilai-nilai Islam ke dalam kehidupan masyarakat, tidak dengan membentuk Negera Islam Indonesia.
“Undang-Undang Dasar kita menjamin penyerapan nilai-nilai Islam, tinggal kita mampu mengisinya atau tidak, kan sudah ada UU Zakat, UU Wakaf, UU Haji, dan lainnya,” katanya dalam acara pendidikan kader dakwah LDNU di gedung PBNU, Sabtu (29/8).<>
Dikatakannya, perubahan perilaku harus dimulai dari perubahan paradigma dahulu. Salah satu yang bertugas untuk mewarnai kebudayaan dan kehidupan masyarakat Indonesia dengan nailai-nilai Islam adalah para dai dan daiyah.
Wakil Ketua Partai Demokrat ini membagi para pendakwah dalam tiga kategori, yaitu muballigh, yang bertugas menyampaikan dakwah dengan berkeliling kepada masyarakat, para dai, yang lebih berperan untuk mengajak, serta para pemikir yang membangun konsep dakwah.
“Para dai tak cukup menyampaikan apa yang dipunyai, tetapi apa yang dibutuhkan masyarakat. Sementara para pemikirnya harus mampu membangun konsep dakwah yang operasional,” tegasnya.
Wujud penanaman nilai-nilai Islam ini tak harus secara kaku mengatasnamakan Islam, tetapi dapat dalam bentuk nilai-nilai kebaikan universal yang akhirnya mampu menjangkau lapisan masyarakat yang lebih luas. (mkf)
Dewan Penasehat LDNU Ahmad Mubarok mengatakan perlunya mewujudkan negara Indonesia yang Islami dengan melakukan penyerapan nilai-nilai Islam ke dalam kehidupan masyarakat, tidak dengan membentuk Negera Islam Indonesia.
“Undang-Undang Dasar kita menjamin penyerapan nilai-nilai Islam, tinggal kita mampu mengisinya atau tidak, kan sudah ada UU Zakat, UU Wakaf, UU Haji, dan lainnya,” katanya dalam acara pendidikan kader dakwah LDNU di gedung PBNU, Sabtu (29/8).<>
Dikatakannya, perubahan perilaku harus dimulai dari perubahan paradigma dahulu. Salah satu yang bertugas untuk mewarnai kebudayaan dan kehidupan masyarakat Indonesia dengan nailai-nilai Islam adalah para dai dan daiyah.
Wakil Ketua Partai Demokrat ini membagi para pendakwah dalam tiga kategori, yaitu muballigh, yang bertugas menyampaikan dakwah dengan berkeliling kepada masyarakat, para dai, yang lebih berperan untuk mengajak, serta para pemikir yang membangun konsep dakwah.
“Para dai tak cukup menyampaikan apa yang dipunyai, tetapi apa yang dibutuhkan masyarakat. Sementara para pemikirnya harus mampu membangun konsep dakwah yang operasional,” tegasnya.
Wujud penanaman nilai-nilai Islam ini tak harus secara kaku mengatasnamakan Islam, tetapi dapat dalam bentuk nilai-nilai kebaikan universal yang akhirnya mampu menjangkau lapisan masyarakat yang lebih luas. (mkf)
