Warta

Misteri Kematian Arafat SegeraTerungkap

Sabtu, 20 November 2004 | 04:36 WIB

Paris, NU Online
Misteri penyebab kematian mantan pemimpin Palestina Yasser Arafat tak lama lagi akan terungkap. Prancis, tempat Arafat terakhir dirawat sebelum tewas, berjanji segera merilis catatan medisnya.

Catatan medis itu hanya akan diberikan pada keponakan Arafat, Nasser al-Kidwa, yang diharapkan tiba di Prancis hari ini. "Kidwa meninggalkan Kota Gaza menuju Paris untuk mendapatkan laporan medis resmi dan rahasia mengenai kematian Presiden Yasser Arafat," terang pejabat Palestina yang tidak disebutkan namanya kemarin.

<>

Kidwa, yang juga perwakilan Palestina di PBB, menerima laporan medis itu dengan kapasitasnya sebagai kerabat. Sebelumnya, pejabat Palestina telah berusaha mendapatkan laporan medis tersebut. Namun, Prancis tidak bersedia menyerahkannya dengan alasan hanya pihak keluarga yang berhak melihatnya, berdasar UU privasi Prancis.

Pemimpin Palestina berharap, Kidwa mau merilis catatan itu setelah menerimanya. Meski begitu, mereka menyerahkan keputusannya pada keluarga Arafat. "Laporan medis menyeluruh atas Presiden Arafat adalah dokumen bersejarah bagi rakyat Palestina. Kami akan mendapatkan laporan itu dan otoritas Palestina akan mengambil keputusan yang diperlukan, termasuk menginformasikan rakyat Palestina mengenai detail laporan tersebut," ujar Hassan Abu Libdeh, sekretaris kabinet Palestina, Kamis.

Penyebab kematian Arafat, pada 11 November lalu, memang belum diungkapkan. Itu memicu spekulasi bahwa pria yang dikenal dengan nama Abu Ammar tersebut diracun. Namun, pejabat Prancis membantah rumor itu. Dia mengatakan bahwa UU privasilah yang menghalangi diungkapkannya penyebab kematian Arafat secara terbuka.

Menurut harian Paris Le Monde, para dokter yakin, Arafat meninggal karena penggumpalan darah yang disebut pembekuan intravascular yang menyebar (disseminated intravascular coagulation atau DIC). Namun, pejabat Prancis tidak banyak memberikan konfirmasi mengenai hal itu. Yang jelas, dokter Prancis yang menangani pemimpin Palestina tersebut mengabaikan kemungkinan Arafat terkena leukemia. Menurut mereka, pria berusia 75 tahun itu hanya memiliki trombosit rendah dan jumlah sel susunan darah putih yang tinggi. Gejala itu sejalan dengan sejumlah penyakit.

Sejumlah jurnal di Prancis yang mengutip pernyataan sumber juga melaporkan bahwa pemimpin Palestina tersebut menderita sirosis hati yang bisa menimbulkan berbagai penyakit, termasuk hepatitis. Arafat dibawa ke RS Militer Percy di Paris, Prancis, sejak 29 Oktober. Beberapa hari kemudian, dia koma dan akhirnya wafat pada 11 November karena berbagai kegagalan organ vitalnya. (bbc/afp/ap/jp/cih)


Terkait