Warta

Menag: Umat Yang Besar Mengayomi yang Kecil

Selasa, 20 November 2007 | 00:15 WIB

Mataram, NU Online
Menteri Agama (Menag) Maftuh Basumi mengatakan, kerukunan umat beragama dapat terjadi bila umat yang besar mengayomi umat yang kecil.

"Sementara umat yang kecil agar tahu diri, jangan mau enaknya saja," katanya ketika bersilaturrahmi dengan tokoh agama Islam, Hindu dan Kristen di Mataram, Senin malam. Sebelumnya Menag meresmikan pembangunan masjid Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila di Praya Lombok Tengah.

<>

Dalam silaturrahmi yang dihadiri Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Srinate dia menjelaskan, jika ini dilakukan maka otomatis kerukunan umat beragama akan sangat baik dan tidak ada perselisihan diantara mereka.

Khusus untuk umat non-Muslim, Menag menjelaskan, Islam dokrinnya jelas, yakni mengakui eksistensi agama lain, tapi agama  yang lainnya belum menyatakan itu.

Mengakui eksistensi agama lain sebagai mana yang ditegaskan dalam Al Quran yang artinya ’Agamamu dan bagiku agamaku’ dan di ayat lain disebutkan, ’Aku tidak menyembah apa yang kau sembah demikian juga kamu tidak menyembah apa yang aku sembah’.

"Konsekwensi dari pengakuan tersebut tidak boleh maksa-maksa dalam menganut agama bahkan lebih tegas lagi kamu tidak punya hak untuk memaksa-maksa," katanya.

Menyinggung tentang banyaknya aliran Menag mengungkapkan, adanya aliran Ahmadiyah, Sirtolmustaqim dan Al Qiyadah Al Islamiyah adalah sebab, jika sebab  ini tidak cepat diselesaikan maka akan timbul lagi aliran-aliran lainnya.

Ini karena sebabnya belum diselesaikan antara lain karena kondisi keuangan, ekonomi, sosial dan politik, namun yang lebih parah lagi adalah kondisi dakwah.

Dakwah dapat dilakukan dimana saja termasuk di masjid, sebab masjid bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi semua kegiatan umat Islam semestinya dilakukan di masjid.

Sekarang ini fungsi masjid sudah mulai bertambah selain tempat sembayang juga akad nikah sementara yang larinya belum, padahal  Rasulullah SAW selalu memfokuskan kegiatan di masjid.

Dan kalau menemukan kesulitan kita jangan menterjemahkan sendiri, mentang-mentang Al Quran sudah ada terjemahannya lalu difahami sendiri,  kalau tidak faham maka tanya kepada ahlinya. "Apalagi di NTB banyak Tuan Guru (ulama) tempat kita bertanya dan akan memberikan petunjuk," kata Menag. (ant/kip)


Terkait