Warta

Menag: Putuskan Mata Rantai Keterpurukan Pendidikan Agama

Ahad, 24 Mei 2009 | 07:37 WIB

Jakarta, NU Online
Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni mengatakan, pendidikan agama dan keagamaan merupakan salah satu ranah budaya dan politik yang selalu menarik dan relevan diperbincangkan. Namun bagaimanapun, mata rantai keterpurukan pendidikan agama dan keagamaan harus segera diputus.

“Berbagai krisis yang melanda negeri ini dari masalah ekonomi, politik, budaya selalu menyisakan pertanyaan tentang bagaimana pendidikan agama dan keagamaan itu,” kata Menag saat memberi pengarahan pada acara Milad ke 81 dan Rakernas Persatuan Tarbiyah Islamiyah di Jakarta, Sabtu (23/5).<>

Karena itu lanjutnya, muncul kritik yang beragam, bahwa pendidikan agama tidak bermutu, lebih banyak mengupas kulit ketimbang isi. Pendidikan agama dianggap telah kehilangan ruh dan keteladanan. “Kritik terus berlanjut sampai masalah kelembagaan dan kebijakan pemerintah yang cenderung diskriminatif,” ujarnya.

Menag  mengatakan, dinamika pemikiran dan wacana bagaimana pendidikan agama seharusnya dikonstruksi akan terus bergulir dan menjadi diskusi yang menarik dan polemik panjang diberbagai media.

“Sampai saat ini menurut pengamatan saya berbagai wacana tersebut belum menemukan suatu rumusan formulatifnya yang lebih konkrit, sehingga belum dapat diterapkan sebagai suatu kebijakan,” papar Maftuh.

Menurutnya, untuk mengatasi masalah pendidikan agama dan keagamaan maka ekspektasi masyarakat perlu dijawab secara lebih konkrit, berbagai gagasan pengembangan konsep pendidikan agama perlu memperoleh apresiasi positif dan kecerdasan dalam menangkap sinyal-sinyal permasalahan, dan pilihan-pilihan kebijakan perlu semakin diperkaya dengan arah, sasaran dan target yang jelas.

“Dalam kaitan itu Depag melakukan tiga pilar kebijakan, yaitu fokus mengejar ketertinggalan mutu, memperluas akses pendidikan dengan keberpihakan pada masyarakat kurang mampu dan mengembangkan perlakukan yang sama antara lembaga pendidikan swasta dengan negeri,” jelas Maftuh.

Untuk mengoperasikan ketiga pilar tersebut, katanya, dilakukan upaya peningkatan proporsi anggaran pendidikan. Jika tahun 2006 anggaran Depag Rp 11 trilyun, sektor pendidikan sekitar 7 trilyun, tahun 2007 anggaran Depag 14 trilyun, separuh dialokasikan pendidikan, pada tahun 2008 total anggaran 16 trilyun dengan alokasi anggaran pendidikan mencapai 12 trilyun.

“Tahun 2009 ini total anggaran Depag mencapai lebih dari 26 trilyun. Dari jumlah tersebut lebih dari dua pertiganya, yaitu 23 trilyun dialokasikan untuk sektor pendidikan,” ungkap Menag.

Dalam kesempatan yang sama  Menag Maftuh berharap dirinya dapat mengakhiri masa jabatannya secara husnul khatimah.  “Saya berharap dapat mengakhiri jabatan secara husnul khatimah, juga berharap agar menteri agama mendatang dipimpin oleh orang yang professional,” ucap pria kelahiran Rembang, 4 Nopember 1939 ini.

Rakernas ormas Islam yang lahir 5 Mei 1928 di Canduang, Agam, Sumatera Barat menurut Ketua Panitia Drs Syafrizal MSi juga diisi ceramah Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni dan Menteri Sosial Bachtiar Chamsjah dan Sespri Presiden Kurdi Mustofa. (mad)


Terkait