Warta

Menag: Kerukunan Umat Beragama Dinamis

Rabu, 31 Desember 2008 | 05:20 WIB

Jakarta, NU Online
Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni mengatakan, kerukunan umat beragama yang merupakan pilar kerukunan nasional adalah sesuatu yang sangat dinamis, karena itu harus selalu terpelihara dari waktu ke waktu.

"Kita memang tidak boleh berhenti membicarakan dan mengupayakan pemeliharaan kerukunan umat beragama di Indonesia," kata Menteri Agama saat membuka seminar 'Kerukunan umat beragama sebagai pilar kerukunan nasional' di Jakarta, Rabu.<>

Menag menjelaskan, kerukunan umat beragama adalah keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi dengan toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Adapun kondisi kehidupan keagamaan kita di Indonesia saat ini, kata Menag, tentu saja diwarnai oleh adanya perbedaan-perbedaan dalam pemelukan agama, yang selanjutnya membangun pengelompokan masyarakat berdasarkan pemelukan agama itu.

Lebih dari itu, kondisi kehidupan keagamaan kita sesungguhnya juga ditandai oleh berbagai faktor sosial dan budaya, seperti perbedaan tingkat capaian pendidikan para pemeluk agama, perbedaan tingkat sosial ekonomi para pemeluk agama, perbedaan latar belakang budaya, serta perbedaan suku dan daerah asal.

Menurutnya, semua faktor sosiologis dan antropologis ini menyatu dalam interaksi antar berbagai pemeluk agama yang berbeda. Dengan demikian, kepelbagaian kepemelukan agama menjadi semakin rumit karena seringkali berhimpitan dengan kepelbagaian faktor-faktor sosiologis dan antropologis itu.

Menag lebih lanjut mengatakan, pemeliharaan kerukunan umat beragama bukan hanya tanggungjawab para pejabat pemerintah di bidang agama dan pemuka agama, melainkan tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat yang bergerak di bidang apapun.

"Sesungguhnya masyarakat Indonesia di seluruh pelosok tanah air telah memiliki sejumlah kearifan lokal yang telah mampu menjadi penopang kerukunan umat beragama di daerah masing-masing," katanya.

Ia juga mengatakan, kerukunan umat beragama akan terbangun dan terpelihara dengan baik apabila jurang pemisah dalam bidang sosial dan budaya semakin menyempit.

Sebaliknya, kerukunan umat beragama akan rentan dan terganggung apabila jurang pemisah antar kelompok agama dalam aspek-aspek sosial dan budaya ini semakin lebar dan menganga, termasuk jurang-jurang pemisah sosial baru yang akan muncul akibat krisis moneter global saat ini, katanya.

"Sudah terbukti beberapa kali bahwa konflik-konflik yang semula murni konflik karena kesenjangan ekonomi atau politik bergeser dengan cepat menjadi konflik antara pemeluk agama. Hal ini tidak boleh terjadi lagi ke depan, dan kita harus selalu mewaspadainya," tandas Menag Maftuh. (ant/mad)


Terkait