Menag Didesak Tak Bubarkan Tenaga Musim Haji Dari Mahasiswa Ri Timteng
Senin, 21 Juli 2003 | 09:20 WIB
Jakarta, NU Online
Menteri Agama Prof Dr Said Agil Al-Munawar, didesak agar mengurungkan niat membubarkan tenaga musim haji (Temus), yakni pembimbing haji dari kalangan mahasiswa Indonesia di berbagai negara di Timur Tengah (Timteng), sebagaimana berlangsung selama ini.
"Kami sangat mengharapkan Menag jangan membubarkan Temus haji dari mahasiswa, sebab pembimbing haji dari mahasiswa itu lebih menguasai lapangan ketimbang posisi itu digantikan pegawai Depag
yang buta tentang pelaksanaan ibadah haji itu sendiri," kata Drs Arifin Djunaidi, M.Ed, anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PKB, yang saat ini berkunjung ke Mesir.
Komisi VI DPR yang juga membawahi Depag, menurut Arifin, telah mempertanyakan keinginan Menag Agil agar pegawai Depag saja yang akan menjadi Temus, menggantikan mahasiswa Indonesia dari berbagai
negara Timteng, seperti Arab Saudi, Mesir, Pakistan, Suriah, Sudan, Maroko, dan Tunisia.
Arifin kembali menegaskan hal itu dalam dialog umum dengan mahasiswa Indonesia di Aula Saleh Kamil, Universitas Al-Azhar Al-Azhar, Kairo, Minggu malam (20/7).
Dalam dialog umum bertema "Bersama Membangun Bangsa" yang diprakarsai Pengurus Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Mesir itu, selain Arifin, turut berbicara pula Ketua Tanfiziyah DPP PKB
Prof Dr Mahfud MD, dan pakar komunikasi Prof Dr Bachtiar Aly, MA.
Dialog itu sendiri menitikberatkan pada situasi di Indonesia, dan masalah Pemilihan Umum 2004 untuk mencari pemimpin baru Republik Indonesia.
Bertalian dengan Temus, Arifin yang pernah menjadi Temus dan pembimbing haji itu, mengingatkan jika anggota Temus itu hanya direkrut dari pegawai Depag saja, maka pelaksanaan haji akan berantakan, karena pegawai Depag tidak mengetahui lapangan, dan tidak pula menguasai bahasa Arab.
Nah, mahasiswa itu lebih telaten menjadi Temus, karena selain mereka mengetahui lapangan, juga menguasai bahasa Arab, sehingga tidak kesulitan dalam menjalankan tugas sebagai pembimbing ibadah
haji di Tanah Suci, katanya.
Sementara itu, Dubes Bachtiar Aly dalam kesempatan itu mencoba melihat dari berbagai sisi menyangkut Temus tersebut. Menurut dia,Temus dari mahasiswa itu, selain mereka mahir dalam membimbing
jamaah, juga merupakan bagian dari sumber biaya kuliah.
Jatah Temus dari mahasiswa (Indonesia) di Mesir setiap tahun berjumlah 110 orang. Jumlah itu diharapkan bertambah, bukan malah dibekukan.
Temus itu sangat penting bagi mahasiswa sebagai sumber biaya kuliah, dan anggota Temus dari Mesir itu terpilih melalui saringan amat ketat, terutama bagi mahasiswa tingkat akhir, katanya.
Presiden memperhatikan
Kepada ANTARA Kairo, Dubes Bachtiar mengungkapkan bahwa Presiden Megawati Soekarnoputri sendiri menyatakan akan memperhatikan aspirasi mahasiwa Mesir agar Temus itu jangan dibekukan oleh Menag
Agil.
"Atas nama mahasiswa RI di Mesir, saya telah membicarakan masalah Temus ini dengan Ibu Presiden, dan beliau menyatakan akan memperhatikan aspirasi itu," katanya.
Selain Presiden Megawati, Bachtiar dalam kesempatan melakukan tugas kerja ke Jakarta bulan lalu juga membicarakan masalah itu dengan Menko Polkam Susilo Bambang Yudhohono, Menlu Dr Hassan
Wirajuda, dan kalangan pejabat terkait agar membendung niat pembekuan Temus mahasiswa.
Dubes juga menyampaikan aspirasi Temus haji tersebut dalam berbagai pertemuan dengan para pejabat tinggi Indonesia yang mengunjungi Mesir, termasuk delegasi DPR pimpinan Alvin Lie baru-baru ini.
Sementara itu, Arifin Djunaidi bersama Mahfud MD mengunjungi Mesir untuk melantik pengurus baru PKB Cabang Mesir pimpinan Rusydi Arif, di samping menjadi pembicara utama dialog dengan berbagai
komponen mahasiswa di Kairo.(ant/mkf)