Masyarakat Indonesia di Libya Melakukan Penggalian Dana dan Sholat Ghoib
Ahad, 2 Januari 2005 | 02:29 WIB
Tripoli, NU Online
Masyarakat Indonesia di Libya, melepas 2004 dan menyambut datangnya 2005 dengan beberapa kegiatan sosial. Datangnya tahun baru bagi masyarakat Indonesia di Libya, tidak diekspresikan dengan pesta hura-hura atau kegiatan lain yang sifatnya glamour. Rangkain kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 31 Desember 2004 sejak pagi sampai sore hari. Kegiatan ini bersamaan dengan kegiatan Dharma Wanita. Mereka mengisi acara Tahun Baru dengan kebeningan hati dan ketundukan jiwa kepada Tuhan YME agar senantiasa memberkati dan melindungi makhlukNya.
Dalam menyikapi tragedi tsunami yang menimpa bangsa Indonesia, Duta Besar Republik Indonesia untuk Libya, Drs. H. Achmad Nawawi Hasbi, melakukan penggalian dana (fund racing) untuk korban tsunami. Penggalian dana yang dilakukan saat acara Dharma Wanita dalam memperingati hari Ibu yang ke-76 dan bertempat di aula KBRI ini, akan diteruskan ke seluruh simpatisan lain atau masyarakat Indonesia yang berada di daerah-daerah terpencil seperti di Wafa' dan Benggazi. Kemudian dana yang terkumpul nantinya akan disalurkan ke Posko Peduli Tsunami-Departemen Luar Negeri Indonesia lalu diteruskan ke korban tsunami.
<>Saat memberikan sambutannya pada acara tersbebut, beliau mengajak seluruh masyarakat Indonesia di Libya untuk menginstropeksi diri. "jadikan tragedi ini sebagai media untuk instropeksi diri dan marilah kita ambil hikmahnya. Sekalipun kita berada di Libya, mereka semua adalah saudara kita yang saat ini sedang membutuhkan uluran tangan" tutur pria kelahiran Petumbuka 1947 ini.
Seusai acara Dharma Wanita, masyarakat dan mahasiswa Indonesia yang hadir pada acara tersebut, melakukan sholat Jum'at dan dilanjutkan dengan sholat Ghoib. Sebenarnya, sholat Jum'at di KBRI dilakukan pada tiap Jum'at minggu ke tiga setiap bulannya. Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama KBRI dan KKMI (Kesatuan Keluarga Mahasiswa Indonesia) Tripoli-Libya dimana petugas Jum'at (Khotib dan Bilal) diambil dari pihak mahasiswa. Seperti biasa, pada setiap kegiatan-kegiatan di KBRI, diteruskan dengan acara ramah-tamah (makan-makan).
Saat beramah-tamah tersebut, ada salah satu mahasiswa baru Indonesia yang nyeletuk: "merayakan tahun baru di Libya, tidak seperti sewaktu di Indonesia dulu. Saat ini, kita merayakannya dengan suasana yang bernuansa religius". Memang masyarakat Libya sendiri, menganggap Tahun Baru seperti hari-hari biasa.
Sholat Ghoib, tidak hanya dilakukan di KBRI. Sebagian mahasiswa Indonesia lainnya, mengadakan sholat Ghoib di masjid Jami' Islamic Call College (Kulliyah Da'wah Islamiyah) Tripoli-Libya. Ketika KKMI mengusulkan ke Amin Mu'tamar (Senat Mahasiswa) untuk melakukan sholat Ghoib di masjid kampus bagi korban tsunami di Indonesia, ia menyambut dengan positif seraya mengiyakan. Kemudian, Amin Mu'tamar membuat pamflet/pengumuman akan diadakannya sholat Ghoib di masjid kampus.
Pengumuman itu disebarluaskan ke seluruh masyarakat Libya yang berada di sekitar kampus. Tak disangka, jama'ah Jum'at pada waktu itu membludak sampai mluber ke halaman masjid. Antusias warga, begitu tinggi untuk turut serta mendo'akan para korban bencana alam dan keselematan bagi bangsa Indonesia. Dari pengamatan kami, jama'ah Jum'at yang hadir ternyata bukan hanya warga dari sekitar kampus tapi juga warga Libya yang jaraknya lumayan jauh dari kampus.
Ketika kami konfirmasi, mereka mengatakan "salah satu teman kami menginformasikan akan diadakannya sholat Ghoib di masjid kampus ini. Sehingga, sekalipun jarak tempuh rumah kami ke masjid kampus terbilang jauh, kami tetap berangkat semata-mata sebagai wujud kepedulian kami sesama muslim". Sekian.
Kontributor:Yunihardi dan Zainil Ghulam