Warta

Masdar: Ulama Tak Bisa Lepas dari Etos Kezuhudan

Rabu, 11 Agustus 2004 | 09:06 WIB

Jakarta, NU Online
Pola hidup materialisme dan hedonisme saat ini berkembang luas dalam masyarakat, termasuk dikalangan ulama dan kyai yang dahulunya dikenal dengan memiliki pola hidup yang sederhana dan zuhud.

“Etos zuhud saat ini perlu dipikirkan kembali karena keulamaan tak bisa lepas dari etos kezuhudan,” demikian diungkapkan oleh Plh PBNU Masdar F. Mas’udi dalam acara Halaqah Alim Ulama DKI di Gedung PBNU (11/08).

<>

Saat ini ada pandangan bahwa jika mobil seorang kyai jelek, maka ada kesan bahwa martabatnya rendah. Ini adalah persoalan serius. “Kalau untuk pengusaha hal ini mungkin tidak masalah. Ini merupakan wahn (cinta dunia) jika sudah terinternalisasi semua hal bisa masuk,” ungkapnya.

Untuk itu, harus dipopulerkan kembali bahwa hidup sederhana adalah kemuliaan dan perlunya perubahan citra bahwa kemuliaan didapat dari dunia. Dikalangan kyai PBNU sendiri Masdar mengusulkan agar salah satu syarat sebagai syuriah adalah pola hidup sederhana.

Ini sangat penting karena kekuatan NU terletak pada otoritas moral yang dimilikinya. Jika hal tersebut sudah hilang, maka berarti NU sudah hancur. Untuk itulah, para pemimpin NU harus memiliki integritas moral yang tinggi untuk membawa organisasi Islam terbesar di dunia ini ke jalan yang lurus.

Masdar menilai bahwa saat ini, kondisi NU sudah dalam keadaan SOS dan perlu diselamatkan dengan segera. “Dalam muktamar kali ini, harus diselesaikan persoalan-persoalan yang saat ini dihadapi NU,” ungkapnya.

NU merupakan kekuatan yang sangat strategis. Dengan jumlah pengikut yang sangat banyak, maka kemajuan Indonesia tergantung pada umat Islam dan kemajuan umat Islam tergantung pada kemajuan NU. Runtuhnya NU merupakan keruntuhan bangsa ini.(mkf)

 


Terkait