Calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Masdar Farid Masudi siap memajukan NU sebagai organisasi besar yang benar-benar tampak di masyarakat.
“Kebesaran NU selama ini baru “terdengar” belum “terlihat”. Jadi, ke depan, bagaimana NU berubah dari “terdengar” menjadi “terlihat”,” kata Masdar saat berkujung ke redaksi harian Duta Masyarakat biro Jakarta, belum lama ini.<>
Menurutnya, agar NU semakin terlihat di masyarakat, langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan labelisasi aset-aset NU, seperti masjid, pondok pesantren, sekolah, dan rumah sakit.
“Labelisasi itu penting. Sekolah, pesantren, masjid, dan rumah sakit harus jelas ditulis NU di papan nama. Tujuannya, agar orang tidak hanya mendengar kebesaran NU, tapi juga melihat,” ungkapnya.
Masdar mengakui, NU di daerah banyak yang enggan memberi label NU pada aset-aset yang dimili. Keengganan itu, katanya, terkait trauma sejarah selama masa pemerintahan Orde Baru.
“Itu terkait sejarah Orde Baru dulu. Sekarang ini Orde Baru sudah tidak ada, kenapa takut. Jadi, NU takut padahal yang mengejar sekarang sudah tidak ada,” ungkapnya.
Lebih lanjut Masdar mengatakan, setelah aset-aset yang ada diberi label NU, tahap berikutnya adalah membuat NU semakin berkiprah dan memberi manfaat kepada masyarakat. ”Jadi setelah “terlihat”, berikutnya adalah “terasa”,” ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, NU akan menggelar Muktamar ke-32 di Makassar 26-31 Januari 2010 mendatang. Masdar akan bersaing menduduki jabatan Ketua Umum dengan kader NU lainnya, seperti Prof Dr KH Said Aqil Siradj, Ahmad Bagja, Slamet Efendi Yusuf, dan Ulil Abshor Abdalla. (dm)