Penekanan dan intimidasi terhadap kader-kader NU masa pemerintahan Orde Baru amat memprihatinkan. NU dihabiskan dengan berbagai cara. Sehingga tidak salah kalau saat ini muncul terorisme dikalangan anak muda Islam di Indonesia. Mereka yang terlibat teroris sudah pasti tidak kader NU.
Ketua Tanfidziyah PWNU Sumbar Khusnun Aziz MM mengungkapkan hal itu saat pembukaan Konferensi Wilayah Luar Biasa (Konferwillub) Sumbar, Sabtu
(23/4/2011) di aula PWNU Sumbar jalan Ciliwung No.10 Padang. <<>;br />
Konferwillub dihadiri Gubernur Sumbar diwakili Kabid Poldagri Kesbang & Linmas Sumbar Mahdinal Agus, Kabid Haji Kanwil Kamenag Sumbar Japeri Jarab MM, Wakil Sekretaris I dan III PP Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPPNU) Putri Lulu Soraya dan Murtiah .
Menurut Khusnun, kondisi penghabisan NU lebih parah terjadi di Sumbar. Bayangkan, jangankan untuk jadi pengurus NU, menghadiri rapat NU saja mereka sudah takut. Mereka takut diintimidasi dan diawasi gerak geriknya. Saat jadi pengurus Ansor dan mendatangi pengurus di cabang, mereka mentah-mentah menolak bukan orang NU. Padahal, dari rekan seperjuangannya menyebutkan ia adalah kader NU.
“Kondisi demikian sudah jauh berbeda dengan sekarang. NU diberikan kesempatan yang luas untuk berperan aktif di setiap lini kehidupan. Tinggal dari kader NU sendiri, termasuk kader IPPNU untuk turut serta membangun umat dan bangsa sekuat tenaga,” kata Khusnun mantan Ketua PW GP Ansor Sumbar ini yang mengalami intimidasi atasannya.
Khusnun menegaskan, NU sebagai organisasi masyarakat yang tidak kemana-mana, tapi ada di mana-mana. NU organisasi yang tidak ekstrim kiri dan tidak ekstrim kanan, selalu di tengah dan menjadi organisasi yang rahmatan lil alamin. NU bukan tidak mengkritik pemerintah jika keliru, tapi bukan dengan bersorak-sorak di jalanan.
Sebagai organisasi pelajar putri NU, IPPNU harus tampil ke depan untuk mengingatkan remaja yang salah dalam bersikap. “Banyak kalangan remaja sekarang yang terbawa arus pada perbuatan salah. Ya narkoba, pergaulan bebas, tawuran dan sebagainya. Insya Allah dengan aktif di IPPNU, remaja kita tidak akan terbawa arus pada perbuatan yang salah itu,” kata Khusnun lagi.
Salah seorang panitia Konferwillub Hariyus Sofiani menyebutkan, Konferwillub berlangsung hingga Ahad (24/4/2011) diikuti 18 PC IPPNU se-Sumbar. (bat)