Mahasiswa NU dan elemen mahasiswa lain yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gema Saba) menggelar aksi demo mengecam agresi militer Israel yang menyerang kawasan Masjidil Aqsho beberapa hari lalu dan mencederai puluhan warga Palestina dan merusak Masjid Al-Aqsho.
Aksi digelar di bundaran Hotel Indonesia Jakarta selepas Sholat Jum’at (30/10). Dalam aksinya, meski di tengah panas terik aktivis Gema Saba mengutuk serangan Israel yang dianggap tidak punya nilai kemanusiaan.<>
Ketua Presidium M. Ali Ramdhani saat membacakan pernyataan sikap Gema Saba menuntut agar pemerintah Indonesia segera mengambil bagian dalam mengajak negara-negara Muslim mencari solusi dari persoalan sengketa tanah yang tak kunjung usai itu.
Selain itu, organisasi mahasiswa yang merupakan badan otonom dari PKB ini juga meminta Barack Obama sebagai pemimpin Amerika Serikat untuk bisa menjadi penengah dan menjadi juru damai Irael-Palestina.
“Obama, jangan hanya keluarkan statement yang memihak Israel, tunjukan dan buktikan janjimu, selesaikan sengketa di Palestin,” tegas Ali.
Aktivis Gema Saba lainnya, Jazim, menyatakan Gema Saba berkomitmen untuk menyikapi dan mengkritisi kebiadaban Israel terhadap Palestina.
“Masjidil Aqsho adalah bagian dari sejarah dan kekayaan umat Islam. Kita punya kewajiban membela dan melindungi baik Masjidnya maupun saudara kita meski jauh di sana,” katanya.
Sebagai bentuk solidaritas, ia meminta agar umat Islam melakukan Qunut Nazilah, sebuah ritual ibadah dalam rangkaian shalat yang disyariatkan keempat mazhab, baik Mazhab Syafi’i, Hanafi, Maliki dan Hambali.
“Qunut Nazilah disyaritakan ulama disaat terjadi musibah dan kezaliman sebagaimana yang dilakukan Rasul saat peristiwa pembuhan 60 sahabat penghapal Qu’ran. Ini sesuai hadist Nabi yang diriwayatkan Anas bin Malik riwayat Bukhari dan Muslim,” tutur Jazim
Aksi yang digelar oleh Gema Saba itu diikuti oleh kalangan mahasiswa dari berbagai universitas baik dari Universitas Negeri Islam (UIN) Ciputat, Mercu Buana, STAINU dan para aktivis PMII Jakarta. (nam)