Kesatuan Keluarga Mahasiswa Indonesia (KKMI) di Libya mendukung sikap resmi pemerintah Indonesia yang mendesak diberlakukannya gencatan senjata di Libya. Mereka juga menyesalkan intervensi asing di Libya yang mengakibatkan jatuhnya lebih banyak korban, padahal upaya damai belum dioptimalkan.
Sikap tersebut disampaikan dalam rilis yang dibagikan kepada media pada kunjungan rombongan mahasiswa Libya yang belajar di Indonesia, Senin (11/4).<>
Ketua KMMI Miftakhur Risal mendesak agar semua pihak, baik pemerintah Libya, oposisi, maupun dunia internasional terus mengoptimalkan usaha-usaha perdamaian di Libya serta mengharap agar pemerintah Indonesia mengambil peran strategis dalam usaha perdamaian tersebut.
Transfer Studi
Dalam keterangan yang disampaikan tersebut, KMMI juga menyebut mahasiswa Indonesia yang belajar di Libya berjumlah 119 orang yang semuanya mendapat beasiswa penuh dari pemerintah Libya.
Dengan adanya konflik tersebut, pendidikan mahasiswwa bisa terhenti jika tidak segera dilakukan langkah-langkah penanggulangan.
Karena itu, KMMI menganggap perlu adanya keseriusan pemerintah membantu memfasilitasi proses transfer pendidikan mahasiswa ke perguruan tinggi di tanah air, dengan tetap mengusahakan pemberian beasiswa dalam kelanjutan pendidikan tersebut.
Mereka juga mengharap kepada satgas nasional untuk tetap mengawasi dan mengawal proses yang berkaitan dengan mahasiswa pasca evakuasi, baik lanjutan pendidikan maupun aspek finansial. (mkf)