Belajar di sekolah yang lebih memfokuskan diri pada ilmu keislaman, tidak melulu pelajaran mengaji Al-Qur’an. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Brebes I misalnya, dalam prakteknya mempelajari budidaya lebah yang bisa menghasilkan madu.
“Implementasi Al-Quran dalam surat An-Nahl yang menyatakan madu sebagai obat yang paling mujarab, tengah dipraktekan siswa kami lewat ektra budi daya lebah,” ungkap Kepala MAN Brebes I H Jalaluddin MSi di sela-sela mendampingi panen madu perdana di sekolah setempat, Selasa (28/10).<>
Jalal menjelaskan, sekolah MAN yang identik dengan belajar mengaji kini bisa ditepis lewat pembelajaran ekstrakurikuler budidaya lebah. Hasil dari panen, selain akan dijual dipasar umum juga untuk konsumsi siswa siswi sekolah tersebut. Hasilnya akan dimasukan pada kas OSIS. “Selain dapat menularkan ilmu, para siswa bisa lebih mendalami Al-Qur’an,” papar Jalal.
Sebanyak 125 siswa kelas 11 dan 12 kini tengah takzim bergelut membudidayakan di areal sekolahannya. Ike Meiliyani kelas 12 IPA 3 yang juga Ketua KIR misalnya, mengaku merasa senang mempelajari budidaya lebah. Dia akan berusaha menimba ilmu tersebut semaksimal mungkin. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk kemudian hari.
“Awalnya, saya takut tersengat lebah. Tapi setelah tahu ilmunya nggak takut lagi,” ujar Ike.
Ike berencana akan membuat hal serupa dirumahnya. Dengan harapan bisa menambah uang saku dan transport sekolah. Seperti yang dilakukan oleh temannya yakni Topari yang sudah membuka dirumahnya desa Jagalempeni.
Pembina KIR Drs. Tejo Asmoro menjelaskan, untuk sementara yang dibudidaya adalah lebah atau tawon lokal. Dia yang juga memiliki usaha warung madu di rumahnya ingin sekali menularkan hal tersebut pada siswa-siswinya.
“Anak-anak semangat setelah melakukan studi banding ke pusat Apiari Pramuka di Gringsing Kab. Batang Jawa Tengah, beberapa waktu lalu,” pungkas Tejo. (was)