Eksistensi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) belakangan ini seakan-akan telah kehilangan "taji" dan dinilai berkurang peranannya dalam pemberdayaan masyarakat dan memberikan sosial kontrol dalam proses kehidupan berbangsa.
Pendapat itu disampaikan Presiden Perjuangan Hukum dan Politik (PHP), HMK Aldian Pinem, SH, MH dan praktisi hukum Julheri Sinaga, SH di Medan, Senin (7/7).<>
Menurut Pinem, setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan LSM belakangan ini mulai "kehilangan pamor" dan berkurang partisipasinya dalam masyarakat.
Faktor pertama adalah kurangnya pembinaan dari pemerintah sehingga banyak pengurus LSM yang tidak mengerti program yang akan dilakukan.
Kondisi itu juga bukan sepenuhnya kesalahan mutlak pemerintah karena banyak juga masyarakat yang mendirikan LSM tidak mengerti fungsi lembaga yang didirikannya itu.
Selanjutnya, kata Pinem, LSM banyak "tenggelam" karena pendiriannya lebih disebabkan adanya "pesan sponsor". LSM jenis itu didirikan hanya untuk mencapai tujuan jangka pendek seperti "menghajar" atau mematikan karakter seseorang atau kelompok tertentu sesuai "target" sponsornya.
Sedangkan faktor terakhir karena pendirian LSM banyak disebabkan ikut-ikutan dan "latah" karena mengikuti "musim" dan tren yang sedang berkembang.
Dalam musim tertentu, LSM tumbuh seperti "jamur" untuk mendapatkan keuntungan dari kondisi yang sedang berkembang. "LSM yang seperti itu akan hilang sendiri karena tergilas oleh roda zaman," katanya.
Sementara itu, praktisi hukum Julheri Sinaga, SH menyatakan, meredupnya peran LSM bisa juga disebabkan munculnya rasa jenuh dengan kondisi yang ada.
Kelompok LSM yang yang masih memiliki idealisme tersebut mulai "muak" dengan kondisi yang tetap tidak berubah meski telah berjuang semaksimal mungkin.
Namun, tidak sedikit pula kemerosotan peran LSM itu disebabkan motivasi pendiriannya yang hanya untuk mencari duit atau kepentingan jangka pendek lainnya.
Ia mencontohkan banyak pendirian LSM agar mendapatkan kerjasama dengan organisasi dunia yang sedang gencar memberikan bantuan seperti bencana tsunami di Aceh dan Nias.
"Namun ketika pemberian bantuan itu berhenti LSM-LSM tersebut juga `tiarap` dan jarang kedengaran lagi kiprahnya," kata Sinaga.
Namun Sinaga juga menyatakan bahwa masih ada LSM yang tetap eksis karena pendiriannya yang bertujuan luhur dan mampu menghidupi diri sendiri.(ant)