Menyambut libur panjang anak-anak sekolah, Lembaga Kesejahteraan Keluarga (LKK-NU) menyelenggarakan sunat gratis dan pengobatan massal bagi warga Matraman dan sekitarnya pada hari Ahad, (21/6) bertempat di kantor LKKNU Jl Taman Amir Hamzah Jakarta Pusat.
Acara ini merupakan hasil kerjasama dengan Komunitas Peduli Sesama, yang merupakan sekumpulan tenaga ahli di bidang kesehatan, yang sebagian besar karyawan di rumah sakit Siloam Gleneagels Karawaci Jakarta dan para pengusaha.<>
Ketua LKKNU Otong Abdurrahman menjelaskan penyelenggaraan khitanan gratis ini diselenggarakan pas liburan sekolah agar tidak mengganggu waktu belajar di sekolah.
“Kita memperkenalkan kepada aak-anak, khitan ini kan sunnah rasul, ajaran dari Nabi Ibrahim dan menjadi dasar ajaran agama serta sebagai upaya untuk mencintai cara dan perilakuk hidup bersih,” katanya.
Sementara itu, pengobatan gratis diberikan mengingat lingkungan sekitar kantor LKKNU merupakan daerah slum area atau daerah padat penduduk yang rentan terhadap penyakit. “Kita berharap acara ini merupakan salah satu bentuk khidmat NU kepada umatnya. Dengan acara ini, NU akan lebih dikenal dan dirasakan manfaatnya oleh warga,” terangnya.
Untuk khitan, terdaftar 39 orang, tetapi yang hadir hanya 29 orang, yang terdiri dari anak balita sampai dengan lulusan SMP. Pengobatan massal juga mendapat sambutan antusias dari masyarakat dengan lebih dari 200 orang yang hadir. Anak-anak yang dikhitan mendapatkan bingkisan kopiah, baju koko, sarung dan uang saku.
Sementara itu, dr Andre dari Komunitas Peduli Sesama menjelaskan, perkumpulannya ini merangkul orang-orang yang berkeinginan untuk membantu pelayanan kepada masyarakat yang tak mendasarkan diri pada latar belakang agama, organisasi atau partai politik.
“Kita tak ada motif tertentu, hanya mencoba untuk membantu masyarakat sesuai kemampuan. Kalau biasanya kami bekerja dibayar, kini ganti kami yang melayani dan membayar,” tuturnya.
Perkenalannya dengan lingkungan NU dimulai ketika membantu pengobatan mata di salah satu pesantren di Tanjung Priok. Waktu itu belum terbentuk komunitas, masih atas nama RS Siloam Gleneagels.
“Kita bergabung dan tidak membatasi diri agar ruang gerak kita lebih besar. Dan meskipun kita nantinya sudah pansiun, kita tetap bisa bersama dalam komunitas ini,” imbunya.
Meskipun belum lama berdiri, beberapa acara bhakti sosial ini sudah diselenggarakan, seperti di Tangerang dan Ciputat, Ia berharap agar kegiatan ini dapat dilaksanakan secara rutin di daerah-daerah yang membutuhkan bantuan.
Untuk khitan, meskipun bisa dilakukan oleh dokter umum, pelaksanaannya diserahkan kepada tujuh dokter spesialis, dibantu dengan para perawat. Sementara untuk pengobatan umum melibatkan lima orang dokter sehingga pelayanannya berlangsung lebih cepat dan akurat.
Christosen (10) tahun yang datang dari Klender Jakarta Timur mengaku senang bisa mengikuti sunat gratis ini, meskipun raut kesakitan masih tampak di wajahnya. Ia bahkan mendaftar sendiri agar bisa ikut sunat ini. Ibunya yang mengantar mengaku memang telah lama mencari info acara sunat gratis karena tak ada biaya. Bersama rombongannya dari Klender, ada 6 orang anak yang di sunat. Peserta dengan usia tertua adalah anak yang baru lulus SMP dari daerah Matraman. (mkf)