Jakarta, NU Online
Lembaga seni budaya NU (Lesbumi) menggelar pameran lukisan di Gedung PBNU dengan memamerkan 52 lukisan dengan tema Damailah Bumiku Satulah Negeriku. Ikut dalam pemeran tersebut 45 pelukis dari berbagai daerah.
Pameran yang berlangsung pada 9 – 12 Oktober tersebut diharapkan dapat mnghidupkan kembali peran Lesbumi yang dulu sangat terkenal melawan Lekra. “Ini merupakan sebuah eksperimen dengan mengadakan pameran di Gedung PBNU, karena itulah, mungkin akan banyak hal yang belum berjalan dengan sempurna,” ungkap Ketua Panitia Huda Aziz.
<>Pameran ini merupakan pameran yang kedua, sebelumnya dengan tema yang sama, pada tahun 2001 di Malang, Lesbumi juga mengadakan pameran lukisan. Saat itu, situasi NU sedang panas ketika Gus Dur mau diruntuhkan dari kekuasaannya.
Dalam sejarahnya, Lesbumi banyak menghasilkan tokoh-tokoh seniman besar seperti Usmar Ismail dan Asrul Sani. “Pameran ini juga untuk menunjukkan bahwa NU memberi ruang untuk berekspresi bagi para seniman NU,” ungkap Ahmad Bagdja ketika membuka acara tersebut.
Bagdja juga mengharapkan agar pameran ini dapat terus dilanjutkan dimasa depan dan menjadi ruang bagi para seniman untuk untuk memamerkan karyanya.
Setelah pembukaan, Bagdja menorehkan gambar di sebuah kanvas. Beberapa tokoh yang hadir secara bergantian melanjutkannya seperti H. Tosari Wijaya bersama isteri, H. Masduki Baidlawi, dan Abdullah Azwar Anas, dan Bina Suhendra.
Nama-nama pelukis yang terlibat diantaranya adalah I nyoman Lodara, Kerry Pandergrast, Nyoman Gunarsa, Pranoto, Cak Kandar, Winarno, Salamun dan lain sebagainya. Mereka berasal dari berbagai tempat, seperti Bali, Banyuwangi, Malang dan beberapa kota lainnya.(mkf)