Warta

Lembaga Pendidikan NU Perlu Terus Kembangkan Paham Kebhinnekaan

Sabtu, 20 Februari 2010 | 23:11 WIB

Jember, NU Online
Lembaga pendidikan Islam, terutama yang berada di bawah naungan Nahdltul Ulama (NU) perlu terus mengembangkan paham kebhinnekaan atau pluralisme. Sebab dengan sikap kebhinnekaan yang tinggi, lembaga pendidikan NU akan dicintai banyak kalangan.

Hal tersebut dikemukakan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi Prof DR Achmad Sodiki dalam dialog informal dengan jajaran pengelola Universitas Islam Jember (UIJ) di Jember, Sabtu (20/2).<>

Menurut Sodiki, dalam dunia pendidikan, kebhinnekaan menjadi penting lantaran ilmu tidak mengenal sekat perbedaan. Ia lalu mencontohkan, misalnya seorang muslim mengajar matematika di sekolah Kristen. Atau sebaliknya, seorang Kristiani mengajar akuntansi di sekolah Islam. “Itu kan tidak ada hubungannya dengan aqidah. Tidak masalah,” ujarnya.

Ketua Yayasan Unisma, Malang itu lalu menyitir sabda Nabi Muhammad bahwa umat Islam diwajibkan mencari ilmu sekalipun di negeri Cina. Dijelaskan Sodiki bahwa saat itu di Cina mayoritas penduduknya non Islam, tapi Nabi masih memerintahkan umatnya menutut ilmu di Cina. “Nabi saja sudah berpikrian modern seperti itu jauh sekian abad yang lalu,” ungkapnya.

Ia mengaku yakin bahwa lembaga pendidikan Islam akan jauh berkembang jika ditangani secara profesional. Namun ia juga mengingatkan agar secara internal lembaga pendidikan Islam, khsususnya UIJ menjaga kerukunan, kebersamaan dan keihlasan.

“Silahkan pengurus yayayan berganti sekian kali, tapi harus tetap rukun. Kalau tidak, mahasisw akan lari. Banyak contohnya,” terang Sodiki.

Selain diikuti jajaran pengelola UIJ, acara tersebut juga dihadiri oleh KH Muchit Muzadi dan KH Khotib Umar. Dalam sambutannya, KH Muchit juga berharap agar UIJ bisa meningkatkan profesionalitasnya. Sedangkan Kiai Khotib diminta membacakan doa. (ary)


Terkait