Warta

LBM NU Solo dan Sukoharjo Gelar Bahtsul Masail

Sabtu, 28 Januari 2012 | 03:23 WIB

Sukoharjo, NU Online
Menjelang pelaksanaan Bahtsul Masail tingkat Jawa Tengah di Purwodadi pada akhir Januari, Pengurus Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Nahdlatul Ulama Kota Solo dan Kabupaten Sukoharjo menggelar Bahtsul Masail.<>

LBM NU Solo menyelenggarakan Bahtsul Masail bertempat di Masjid Laila Istoqomah, Banjarsari, Solo baru-baru ini, sedangkan LBM NU Sukoharjo menggelar Bahtsul Masail bertempat di kediaman H Bambang Eko Wardoyo, Grogol, Sukoharjo,  di dua tempat itu dihadiri sekitar 200 jamaah. 

Tampak hadir di antaranya, Ketua PCNU Solo H Ahmad Helmy Sakdillah, Syuriah NU Solo, KH Shofwan Fauzi, Ustad Samadi, ketua LBM NU Solo, Ustad Ahmad Hafidhin, Sekretaris LBM NU Solo, serta perwakilan dari LMB NU Sukoharjo dan Boyolali. Sementara itu di Sukoharjo yang hadir antara lain, K Ahmad Baidlawi, KH Choirul Anwar, dan Lasimin Sekretaris PC NU Sukoharjo serta ibu-ibu Muslimat NU.   

Pada kesempatan itu juga Ketua PC NU Sukoharjo, HM Nagib Sutarno, memaparkan hasil-hasil Muktamar Thariqah di Malang beberapa waktu lalu. Serta mohon do’a dan dukungan para Kiai untuk mengikuti Bahtsul Masail tingkat Jawa Tengah yang akan di selenggarakan di Purwodadi.

“Menjelaskan hasil Muktamar Thariqah di Malang, kepada warga NU itu sangat penting, agar warga Nahdliyin memahami perkembangan dan keputusan hasil Muktamar,” papar Sutarno, kepada NU Online usai ziarah kubur kemakam K Hasan Mukmin, Nglawu, Grogol dekat arena Bahtsul Masail. 

Diskripsi masalah dalam Bahtsaul Masail di Solo yang muncul di antaranya soal, hukum membunuh hewan yang dianggap berbahaya dan menjijikan. Lelang barang sitaan dari calon jemaah haji yang kelebihan bawaan oleh pihak maskapai. Serta hukum menanam pohonan diatas kubur.

Sementara itu masalah yang mengemuka di Sukoharjo di antaranya, soal suami yang mengidap  penyakit HIV,apakah si istri membolehkannya untuk mengajukan fasakh nikah. Tentang calo jemaah haji serta memindahkan kuburan orang yang dianggap alim. 

Bahtsul Masail di dua tempat itu perdebatannya sangat seru, dan tak sedikit mengurai persoalan filsafat dan ilmu lainnya. Karena, pandangan fiqh belum tentu seiring dengan pemikiran ahli filsafat. Tapi, moderator berusaha bijak, bahwa yang dibedah itu adalah persoalan fiqih bukan paradigma thariqah.   


 
Redaktur     : Syaifullah Amin 
Kontributor :  Cecep Choirul Sholeh   


Terkait