Setelah pembentukan LAZIS NU kabupaten Tegal periode 2011-2016, pada bulan maret 2011, lembaga pengumpulan dan pengelola zakat, infaq dan shodaqoh tingkat kabupaten Tegal ini berencana melakukan audensi dengan LAZIS NU pusat atau PBNU, sebagai lembaga induk yang sudah berpengalaman dalam pengelolaan dan pemberdayaan zakat, infaq dan shodaqoh agar lebih menyejahterakan dan memberdayakan umat.<>
“Kami akan menggarap LAZIS NU kabupaten Tegal secara serius dan profesional karena potensi zakat, infaq dan shodaqoh masyarakat NU di kabupaten Tegal cukup signifikan. Karena lembaga ini sebelumnya belum berjalan, maka kami masih perlu belajar dan ngangsu kaweruh. Rencananya kami akan beraudensi dengan Lazis pusat sekaligus belajar secara teknis dalam pengumpulan, pengelolaan dan penyaluranya,“ kata Ahmad Zaelani, dalam acara rakor LAZIS NU kabupaten Tegal, kemarin (28/11) di gedung NU Slawi.
Menurut Zaelani, potensi zakat, infaq dan shodaqoh warga NU sebenarnya cukup besar tapi tidak ada lembaga yang representative di bawah naungan Nahdlatul Ulama yang konsen mengurusi hal ini, padahal lembaga sejenis seperti Dompet Duafa, PKPU, Rumah Zakat yang dikelola lembaga lain bisa sangat maju padahal muzaki, munfiq dan mutashodiknya banyak juga dari warga NU.
"LAZIS NU kab Tegal akan konsen dalam mendorong tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk mengeluarkan zakat, infaq dan shodaqoh dengan rutin dan tepat sasaran lebih khusus warga NU kab Tegal. Lembaga ini juga akan konsen menyelenggarakan program pemberdayaan masyarakat guna mengatasi problem kemiskinan, pengangguran dan minimnya kses pendidikan,” tandasnya.
Sebelumnya LAZIS NU kabupaten Tegal, mengundang Bambang Supriatmo S.Sos dari LAZIS NU Yogyakarta sebagai narasumber dalam diskusi terbatas dengan tema pengalaman, pengelolaan dan pemberdayaan ZIS Yogyakarta dalam pengentasan kemiskinan dan mengatasi problem pendidikan.
“Intinya kami akan banyak belajar untuk penajaman visi dan pengelolaan ZIS secara profesional. Setelah belajar dengan Lazis Yogyakarta kami perlu juga berkoordinasi dengan Lazis PBNU agar semuanya bisa kuat baik dalam kelembagaan ataupun profesionalisme dalam pengelolaan,” ungkap Zaelani yang juga menejer BMT DRI (Dinar Rahmat Insani) kab Tegal.
Sekedar diketahui, setelah terbentuknya Lazinu kab Tegal pada bulan Maret 2011, sebagai hasil kelengkapan pengurus NU cabang Tegal, pasca konferensi, kini LAZIS NU dipimpin oleh A Zaelani sebagai ketua, Jauhar Arifin MA sebagai wakil ketua dan sekretaris Abdul Fatah SAg. Harapanya Lazis kab Tegal lebih maju, berdayaguna dan berhasil guna. (fth)