Surabaya, NU Online
Layanan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Surabaya dinilai masih belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Padahal, warga tidak perlu harus ke rumah sakit lantaran di Puskesmas sudah tesedia banyak sekali layanan yang memberikan penanganan awal terhadap keluhan masyarakat.
Hal tersebut terungkap dari hasil citizen report card (CRC) penelitian pelayanan kesehatan Puskesmas di Surabaya yang dilakukan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Kota Surabaya. Hasil penelitian tersebut dipaparkan di sejumlah pengurus MWC NU se-Surabaya kemarin (29/4).
<>Ketua Lakpesdam NU Kota Surabaya, Abdul Quddus Salam memaparkan, CRC atau laporan penilaian masyarakat adalah penelitian tentang bagaimana warga menilai kepuasan layanan umum di daerahnya. ''Yang dinilai warga sebagai konsumen dalam penelitian ini adalah informasi, sikap, kualitas, fasilitas, efisiensi, dan masalah pada layanan kesehatan masyarakat,'' ujarnya.
Quddus, -demikian dia biasa disapa-, menerangkan dengan laporan penilaian yang dilakukan Lakpesdam NU Kota Surabaya diharapkan kesadaran masyarakat untuk mendapat pelayanan publik semakin meningkat. ''Sehingga ini memicu petugas pemberi layanan (pemerintah,red) untuk berusaha semaksimal mungkin meningkatkan layanan demi kepuasan masyarakat,''' urai dia.
Dia menerangkan, dari 388 responden yang terdapat di 31 kecammatan, didapatkan layanan sebagian besar dari 53 puskesmas di Surabaya banyak dimengerti oleh masyarakat. Hanya saja, kata dia, jenis-jenis layanan tersebut kerap dikaitkan dengan nominal biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat.''Padahal itu tidak perlu kalau warga benar-benar memahaminya,'' katanya.
Hal ini dibenarkan oleh Seksi Jaminan Kesehatan Bidang Jamkesmas Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Mari Sulis. Dia menerangkan, semua layanan yang berawal dari Puskesmas tidak dipungut biaya apapun, kecuali biaya tiket Rp 5.000.
''Ini memang belum banyak dimengerti masyarakat, untuk itu dengan CRC yang dilakukan Lakpesdam NU kami berharap warga akan lebih mengerti,'' katanya.
Mari Sulis juga mengatakan, saat ini Puskesmas-puskesmas di Surabaya sudah mulai menjalankan program Jaminan Persalinan (Jampersal). Program ini, kata dia, masih baru sehingga perlu disosialisasikan. Dengan Jampersal, ujar dia, warga yang hendak bersalin di Puskesmas tidak dipungut biaya apapun. Demikian juga bila pasien dirujuk ke Rumah Sakit (RS) karena kondisi tertentu.
''Artinya setelah mendapat layanan di Puskesmas namun pihak puskesmas merekomendasi untuk dirujuk ke RS, maka pasien tidak dikenai biaya apapun ketika berada di RS. Tapi kalau periksanya di Puskesmas kemudian bersalin di RS atas permintaan pasien, itu dikenai tarif umum oleh rumah sakit,'' katanya. (lan)