Kotagajah, Kecamatan Berbasis Santri dan Pesantren di Lampung Tengah
Ahad, 22 Mei 2011 | 03:23 WIB
Kotagajah, NU Online
Pondok Pesantren, selain sebagai benteng moral khususnya generasi muda, menjaga nilai-nilai tradisi intelektual ulama salaf dengan kitab kuningnya adalah sekaligus lembaga keagamaan Islam dan sebagai ruang tali silaturahmi antara Kiai dengan masyarakat setempat, disanalah terjadi hubungan patron - klien. Dan yang tak kalah penting adalah telah membuktikan sebagai lembaga pendidikan yang memiliki peran besar dalam upaya mencerdaskan bangsa.
Kotagajah sebagai salah satu kecamatan di kabupaten Lampung Tengah, provinsi Lampung adalah sebagai contoh kecamatan berbasis santri dan pesantren sekaligus sebagian besar adalah warga Nahdliyyin. <>
Pada era tahun 1970-an hingga 1990-an basis wilayah di Kotagajah ini adalah masyarakatnya plural pendatang alias transmigran pada era Orde Baru, ada yang jebolan santri sekaligus para alumni dari berbagai pondok pesantren di wilayah Lampung bahkan dari Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur. Demikian dijelaskan Imron Rosyadi, S. Pd.I selaku sekretaris MWC NU Kotagajah Lampung Tengah ketika dihubungi dikediamannya, Sabtu, 21 Mei 2011.
Ditambahkan kang Imron, yang dulu alumni STAI Ma’arif NU Metro, kini Kotagajah adalah bisa dikatakan salah satu sumbu barometer-nya jam’iyyah NU di kabupaten Lampung Tengah, keistimewaannya ini terbukti dengan telah berdiri beberapa pondok pesantren, antara lain Pondok Pesantren Nurul ’Ulum berdiri tahun 1990, pengasuh Drs KH Ngaliman Marzuqi, M Pd.I yang kini menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah PWNU Lampung,
Selain itu ada juga Pondok Pesantren Darul Abror berdiri tahun 1996, pengasuh Drs KH M Baedlowi kini sebagai Ketua MWC LP Ma’arif NU Kotagajah Lampung Tengah alumnus Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Kalijogo, Pondok Pesantren Mambaul Falah pengasuh KH Muridan, kiai kharismatik yang berasal dari Trenggalek Jawa Timur dan pondok pesantren Tahfidzul Qur’an Raudlotul Mushafiyah pengasuh Ibu nyai Umul alumni dari salah satu pondok pesantren Tahfidzul Qur’an di Majenang Cilacap Jawa Tengah.
Wacana mengenai pondok pesantren tidaklah terlepas dari berbagai komponen yang melekat pada pondok pesantren itu sendiri atau perannya dimasyarakat. Kiai, santri, bangunan asrama, kitab-kitab kuning, dan metode pembelajaran yang menggunakan sistem halaqah, sorogan dan bandongan merupakan komponen-komponen dasar tersebut.
Redaktur: Mukafi Niam
Kontributor: Akhmad Syarief Kurniawan