Warta

Korban Sipil Berjatuhan di Aceh

Jumat, 30 Mei 2003 | 07:30 WIB

Jakarta, NU Online
Pihak militer Indonesia mengatakan bahwa lebih dari 100 orang mati dalam 11 hari pertempuran dengan GAM di Aceh.Paling tidak 84 anggota GAM, tujuh tentara, tiga polisi, dan 14 penduduk sipil terbunuh sejak TNI melancarkan serangan ofensif. Tidak terdapat komentar dari pihak GAM, tetapi meraka membantah pernyataan tersebut.

Lebih dari 21.000 orang dilaporkan mengungsi. Bantuan medis dari negara asing dikabarkan sudah tiba dalam minggu ini untuk membantu mengatasi krisis kemanusiaan.
Menurut sumber Reuters tiga ton bantuan dari Unicef (United Nations Children’s Fund  dan WHO (world Helath Organizatioan tiba pada hari Selasa lalu.

<>

Siddharth Chatterjee, kepada seksi emergency Unicef untuk Indonesia mengatakan bahwa peralatan pendidikan juga akan segera dikirim –termasuk buku dan tenda darurat, setelah ratusan sekolah dibakar minggu lalu.

Sementara itu Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Kofi Annan menyatakan keprihatinannnya atas jatuhnya korban dari warga sipil di Aceh.
Demikian disampaikan Juru Bicara Kofi Annan di Markas Besar PBB, New York, Kamis [29/5/2003] atau Jumat (30/5/2003) waktu Indonesia.

"Sekretaris jenderal mendesak semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk memperhatikan kewajiban mereka memberikan perlindungan kepada warga sipil dalam konflik bersenjata," kata Juru Bicara Kofi Annan.

Dalam pernyataan itu, Annan juga meminta pemerintah Indonesia untuk memastikan tersedianya kondisi keamanan yang mengizinkan lembaga-lembaga bantuan internasional memiliki akses yang aman dan tanpa dibatasi terhadap penduduk yang terkena dampak peperangan.

Wakil Perutusan Tetap Indonesia untuk PBB, Dutabesar Slamet Hidayat menyesalkan pernyataan Kofi Annan tersebut. Menurut Slamet, pernyataan Annan bisa membangun opini masyarakat internasional seolah terjadi pembunuhan warga sipil di Aceh.
"Meskipun beliau tidak menuduh, tapi pernyataan tersebut bisa membangun opini masyarakat internasional bahwa seolah-olah pembunuhan-pembunuhan warga sipil itu terjadi. Padahal seperti dikatakan oleh TNI, pembunuhan itu hanya terjadi satu kali dan sekarang sedang diselidiki," kata Slamet .

Berkaitan dengan adanya penembakan terhadap penduduk sipil, H Salahuddin Wahid –salah satu anggota komnas HAM- yang biasa dipanggil Gus Sholah ketika dihubungi NU Online mengatakan bahwa hal tersebut tidak boleh terjadi. Komnas HAM dalam waktu dekat akan melakukan penyelidikan pelanggaran HAM di Aceh, dalam hal ini Komnas HAM memiliki hak untuk melakukan aktivitasnya sesuai dengan UU.

Pemerintah mengharapkan agar Komnas HAM dan lembaga lain yang bergerak di bidang HAM untuk bersikap obyektif, adil, dan melihat permasalahan secara utuh.(bbc/tm/dt)(mkf)

 


Terkait