Kutai. NU.ONLINE. Pelaksanaan kongres XIV PMII yang tengah berlangsung di Tenggarong, Kutai Kartanegara berlangsung alot. Perdebatan seru mewarnai sidang pleno yg membahas agenda acara dan tatib kongres.
Yok Zakari Erfani, sebagai pimpinan sidang ketika dikonfirmasi menyatakan bahwa perdebatan yg terjadi lebih berkisar ke hal-hal yang bersifat teknis dan bukan pada hal-hal yg substansial. “Bukan mahasiswa kalau dalam sebuah forum dalam menyatakan pendapat ataupun berdebat tanpa disertai dengan semangat yang menggebu-gebu”, paparnya sambil menyembulkan senyuman manisnya.
<>“Dalam kongres XIV kali ini terdapat hal yang istimewa di mana sepanjang sejarah berdiri PMII pelaksanaan peringatan Harlah ke 43 dilakukan dalam suatu tempat bersamaan dengan pelaksanaan kongres yang diikuti oleh seluruh kader / pengurus cabang / pengurus korcab se-Indonesia”, papar Nusron Wahid ketua umum PB PMII periode 2000-2002 yang sebentar lagi habis masa baktinya.
Sementara itu, di gedung puteri Karang Melenu tempat dilakukannya Kongres telah banyak selebaran yang beredar seputar harapan mereka tentang PMII ke depan dan kasak kusuk berbau provokasi yang diedarkan oleh tim sukses para kandidat.
Sampai dengan hari ini belum dapat terpetakan secara jelas kandidat yang memperoleh dukungan kuat dari cabang-cabang karena mereka masih dalam proses penyamaan visi dan misi serta program yang akan dibawa ke depan. Tetapi dari beberapa informan yang kami temui, terdapat tiga kekuatan yang akan beradu di arena Kongres yakni, kekuatan non struktur, kekuatan struktur dan kekuatan yang memposisikan dirinya netral.
Nama-nama kandidat yang mulai disebut-sebut serta dinilai pantas dan memiliki kemampuan menggantiakn Nusron diantaranya adalah, Akhmad Gojali Harahap dari Cabang Medan (Sekjen PB PMII dan Mahasiswa S-2 Ilmu Politik UI), A.R. Hasan Taftanzani dari cabang Purwokerto ( Ketua PB PMII dan masih kuliah di Unsoed), Ghozi Al-Fatih (non struktur, alumni PMII cabang Ciputat), Zaini Rahman dari cabang Jogja (non struktur, lulusan IAIN Sunan Kalijaga dan lulusan Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), A. Malik Haramain dari cabang Malang (non stuktur, alumni Unmer Malang dan Mahasiswa S-2 Politik UI) serta Nursolihin dari cabang Surabaya (Alumni IAIN Sunan Ampel dan Mahasiswa S-2 Hukum Internasional di Unpad Bandung) (cih)