Kompleks Pendidikan "Sang Timur" Tidak Dijaga Lagi Banser NU
Rabu, 3 November 2004 | 10:12 WIB
Tangerang, NU Online
Kompleks sekolah yang dikelola Yayasan Pendidikan Karya (YPK) "Sang Timur" yang terletak di Kelurahan Karang Tengah Kota Tangerang, Banten saat ini sudah tidak lagi dijaga oleh Banser NU, setelah situasi sekolah itu sudah kondusif.
Pada hari Rabu di sekolah itu sudah tidak ada lagi para anggota Banser, padahal sebelumnya setiap hari mereka secara bergiliran mengawal yayasan tersebut.
<>Penjagaan oleh Banser dilakukan pasca kedatangan mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ke lokasi sekolah, karena sebelumnya terjadi perselisihan dengan warga setempat dengan pengelola YPK, akibat di sekolah itu terdapat tempat ibadah yang tidak memiliki izin dan tidak mempunyai jalan masuk khusus sehingga mengganggu ketenangan warga setempat.
Warga setempat akhirnya membuat pagar tembok di jalan masuk sebagai pembatas sehingga aktifitas belajar mengajar para murid dan majelis guru terhenti beberapa saat, dan para jemaah tempat ibadah juga tidak dapat melakukan kegiatan keagamaan di lokasi itu.
Tindakan warga tersebut karena pengelola "Sang Timur" tidak mau membuat jalan masuk ke sekolah itu, meskipun pada awal pembangunan sekolah 12 tahun lalu, warga setempat memberikan toleransi selama tiga bulan untuk membawa peralatan material bangunan.
Para anggota Banser menjaga sekolah itu akibat khawatir terjadi bentrok penduduk setempat dengan pengelola yayasan.
Namun hingga Rabu siang, anggota Banser yang biasanya menjaga sekolah itu menggunakan "seragam" serba hitam dan kadang memakai pakaian biasa, sudah tidak tampak lagi.
Aktifitas belajar mengajar di sekolah yang pernah dikunjungi Ketua Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak Seto Mulyadi dan tokoh perempuan Nursyahbani Katjasungkawa itu, kembali normal.
Sementara itu Panglima Besar (PB) Banser NU H. Tatang Hidayat kepada pers mengatakan bahwa pihaknya sudah menarik diri dari "Sang Timur" dan para anggota Banser tidak lagi menjaga sekolah itu karena situasinya sudah membaik.
Dia mengatakan bahwa pihaknya akan menunggu hasil musyawarah pengelola yayasan dengan warga setempat, dan diharapkan dalam waktu dekat sudah ada kata sepakat.
Dalam musyawarah itu yang bertindak sebagai mediator yakni aparat Pemkot Tangerang agar pada masa mendatang konflik tersebut tidak terulang kembali.
Walikota Tangerang H. Wahidin Halim mengatakan bahwa pihaknya tetap mempunyai prinsip bahwa kegiatan belajar mengajar di sekolah "Sang Timur" tidak boleh dikorbankan, meski ada konflik dengan warga setempat menyangkut tempat ibadah dan jalan masuk ke sekolah yang tidak sediakan pengelola YPK.
"Buktinya, melalui Dinas Trantib membongkar tembok yang dibangun warga agar para anak didik dan majelis guru dapat belajar kembali," katanya.(an/mkf)