Kiai Masruri: Harus Ada Tindakan Hukum Terkait Kasus Kartun Nabi
Ahad, 23 November 2008 | 05:07 WIB
Beredarnya kartun Nabi Muhammad SAW yang di beberapa situs internet membuat gerah Rais Syuriyah PWNU Jateng KH Masruri A. Mughni. Pasalnya, tindakan tersebut telah melecehkan Nabi dan Islam pada umumnya.
“Sosok Nabi itu tidak boleh divisualisasikan,” kata Kiai Masruri saat bincang-bincang dengan NU Online di rumahnya kompleks pondok pesantren Al Hikmah 2 Benda Sirampog, Brebes, Jateng Jumat (21/11) kemarin.<>
Menurut Kiai Masruri, sahabat saja tidak bisa melihat sosok Nabi SAW karena keanggunannya yang luar biasa. Mereka yang mensifati hanyalah sahabat-sahabat Nabi yang masih kecil. Ibarat melihat pengantin, anak-anak itu bisa melihat dengan gamblang seperti letak tahi lalat dan sebagainya. “Tapi karena masih anak kecil, dunianya masih penuh dipenuhi fantasi,” ujarnya.
Kiai Masruri selaku Rais Syuriyah tidak akan mengutuk pelaku (pembuat/pengedar) kartun di Internet itu. Sebab NU tidak mengenal kata mengutuk. “Ya.... kita mohonkan saja pada Allah SWT agar mereka mendapatkan petunjuk dari-Nya atas kekeliruan yang telah diperbuatnya,” ucapnya.
Kasus ini dibawa pada acara Muskerwil PWNU di Unwahas Semarang sejak Sabtu (22/11) kemarin. “Insya Allah akan kita bahas, tapi kalau tidak memungkinkan akan kita floorkan dalam bahtsul Masail,” janjinya.
Tapi, lanjut Kiai, seyogyanya badan-badan Islam Dunia seperti RMI, ICIS dan lainnya perlu mengambil tindakan hukum. “Kalau dipandang ada materi pelanggaran hukum, badan Islam Dunia secepatnya untuk mengambil tindakan hukum,” desaknya.
Kiai menghimbau kepada warga masyarakat untuk memfilter segala bentuk penayangan yang berbau negatif. Tidak hanya di internet saja, tapi disegala bentuk teknologi komunikasi yang kian canggih.
“Langkah filterisasi hal-hal negatif, semata-mata demi keselamatan anak dan keluarga kita. Muaranya, tentu untuk bangsa dan negara serta dunia Islam,” himbaunya.
Sebagaimana digariskan dalam Al-Quran, budaya mendikreditkan Nabi sudah ada sejak masa ke-Nabi-an. Dan akan terus berlangsung sampai iblis itu mati. Dalam perbincangan Nabi dengan Syetan telah digariskan ada 20 A’da (musuh) syetan.
“Siapa musuh yang paling utama? Tanya nabi pada Syetan. Syetan menjawab: Anta (Nabi Muhammad),” papar Kiai Masruri seraya menyitir sebuah Firman Allah.
Karena syetan hingga kini masih hidup maka tantangan untuk orang-orang yang beriman semakin tidak ringan. Bahkan godaan akan semakin berat ketika keimanan kita semakin mantap. Demikian Kiai Masruri. (was)