Suasana lebih santai diselingi gelak tawa menyatu tanpa memudarkan nilai-nilai ketauladanan Nabi Muhammad SAW. Demikian dalam peringatan Maulid Nabi di Pesantren Al Hikmah I Benda Sirampog Bumiayu Brebes Jumat (26/2) lalu.
Salah satu refleksi peringatan Maulid Nabi adalah mengambil keteladanan Nabi Muhammad SAW yang telah mengeluarkan umat manusia dari lembah kemiskinan harta, kemiskinan ilmu, kemelaratan mental maupun spiritual, serta kemiskinan komunikasi.<>
Refleksi disampaikan dalang kondang Ki Enthus Susmono saat didaulat memberikan ceramahnya di hadapan ribuan santri dan tamu undangan dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pesantren Alhikmah I, Desa Benda.
Didampingi KH Labib Shodiq selaku pengasuh pesantren dan Pemerhati Budaya Pantura Drs Atmo Tan Sidik, Ki Enthus menyampaikan nilai-nilai keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Tegalan.
Dikatakan Ki Enthus, banyak hal dapat diteladani dari nabi, terutama menyangkut kapasitas pemimpin yang baik. Dalam teladan nabi, kejujuran mengatasi segalanya yang merupakan kunci terbesar kesuksesan dalam memimpin.
’’Dalam konsep kenabian, itu dikenal sebagai shidiq (kejujuran), kapasitas pribadi yang tak memberi ruang bagi kebohongan. Kejujuran yang demikianlah yang menurunkan kapasitas unggul lain dalam diri Nabi, yakni amanah (pemangku amanat),’’ jelasnya. ’’Dalam memimpin, selain seorang komunikator yang baik (tabligh), beliau adalah mubaligh (penyambung lidah)," lanjutnya.
Keteladanan Rasulullah Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari, menurutnya, didasari oleh rasa kemanusiaan, keadilan, dan persaudaraan. Dalam kehidupan sehari-hari, sikap dan prilaku yang mulia Nabi Muhammad SAW tidak hanya mencerminkan ketinggian moral seorang manusia. Namun, merupakan wujud dari keindahan dan kemuliaan akhlak junjungan yang sangat kita cintai ini.
’’Dari kemuliaan akhlak itu pulalah nabi mampu mengubah orang-orang yang semula merupakan ahli maksiat menjadi ahli ibadah. Yang kita perlukan adalah mengubah perilaku tanpa merusak potensi yang telah ada. Satu contoh, bagaimana mengubah mereka yang dengan tekun duduk bersila berjam-jam untuk bermain judi, namun diganti dengan duduk sambil ber-dzikir atau beribadah dan pasti mereka mampu," terangnya.
Keteladanan Rasulullah Muhammad SAW sebagai seorang pemimpin umat dan pemimpin bangsa, menurutnya, memperlihatkan betapa nabi sesungguhnya adalah manusia yang diberi Allah SWT kesempurnaan, sebagai seorang pemimpin yang diberi tanggungjawab dalam membimbing kehidupan umat dengan adil dan bijaksana, serta menjalankan roda pemerintahan dengan cara-cara yang ma’ruf, baik, dan benar.
“Pertama yakni dengan mengalokasikan sebanyak 20 persen anggaran pendidikan untuk pesantren, lalu penambahan terhadap kurikulum pendidikan agama di sekolah-sekolah yang saat ini hanya 1 jam pendidikan agama dalam satu minggu untuk menambah pendidikan akhlak. Dan terakhir adalah menanamkan nilai budaya sebagai perekat bangsa," jelasnya. (was)