Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor NU Khatibul Umam Wiranu M Hum merasa optimis menggantikan Syaefullah Yusuf (Gus Ipul) pada Kongres XIV GP Ansor. Pada kongres yang direncanakan akan digelar di Surabaya, 23-27 Desember 2010 mendatang dirinya bakal unggul.
Keyakinannya didasarkan pada hasil sinyal intensitas silaturahmi yang dilakukannya keberbagai Pengurus Cabang (PC) dan Pengurus Wilayah (PW) di seluruh Indonesia.
/>
“Saya optimis mampu menggantikan Gus Ipul,” ungkapnya di sela Silaturahmi dan Konsolidasi PC Ansor se-eks karesidenan Pekalongan di Hotel Dedy Jaya jalan Ahmad Yani Brebes Senin (1/11).
Menurut Khatibul, sejak dirinya mendeklarasikan maju sebagai kandidat Ketua Umum (Ketum) di Purwokerto 24 April 2010 lalu, dirinya telah melakukan pemantapan langkah. Meskipun, Anggota Fraksi Partai Demokrat itu mengaku belum menghitung dukungan secara riil dari cabang dan wilayah.
“Yang jelas, Saya sudah melakukan silaturrahmi ke Cabang dan Wilayah seluruh Indonesia, cuman Papua dan NTT yang belum saya singgahi,” ungkapnya.
Kepada NU Online, bila terpilih sebagai Ketum pada kongres mendatang Khatibul berjanji akan menjalankan garis besar program sesuai dengan model kepengurusannya. Minimal, ada dua program yang musti dilaksanakan secara ketat. Pertama, membangkitkan kembali nilai-nilai ahlussunah wal jamaah dalam tubuh Ansor. “Ansor sudah saatnya terlibat dalam pembahasan masalah keislaman, sehingga nilai-nilai Aswaja akan terus bangkit,” tekadnya.
Dia merasakan, ada pemahaman keliru tangkap terhadap Islam di Indonesia. Maka Ansor harus menjada garda terdepan membangkitkan Islam rahmatan lil alamin. ”Gus Dur, telah memberikan contoh Islam di Indonesia yang menghargai bhineka tunggal ika demi kepentingan bangsa,” ujarnya.
Kedua, tambahnya, Ansor akan bekerjasama dengan semua pihak untuk menjalankan amar ma’ruf nahi munkar, atau menyerukan kebaikan dan berusaha mencegah kerusakan bangsa. Pendidikan politik perlu juga dimiliki Ansor. Seperti politik anggaran, ansor perlu menguasainya sehingga ketika ada penyelewengan bisa terpantau dan melakukan amar ma’ruf.
Termasuk kerja sama dalam bidang bela Negara. Untuk bela negara, kata Khotibul, Ansor bekerja sama dengan pihak TNI dalam pelatihan kemiliteran. Sehingga ketika Negara membutuhkan bela Negara, Ansor siap diterjunkan. “Kita memiliki jutaan Banser yang secara teknis siap tempur bila sudah dilatih oleh TNI,” terangnya.
Yang tidak kalah penting, lanjut Khatibul, Ansor bekerja sama dengan pihak swasta untuk menanamkan jiwa enterpreneurship. Namun sebelumnya, anggota Ansor harus memiliki life skill yang kuat, SDM yang tinggi. ”Jangan sampai ketika mengajukan proposal kerja sama, ternyata SDM nya tidak nge-link (nyambung, red), kan bisa berabeh,” pungkas mantan wakil sekjen DPP PKB yang kini menjabat sekretaris Pusat Pengkajian Strategi dan Kebijakan DPP PD ini. (was)