Mantan Wakil Rais Aam PBNU KH Tolhah Hasan memiliki kenangan tersendiri tentang KH Wahid Hasyim karena ia pernah menjadi muridnya di pesantren Tebuireng tahun 50-an sebelum wafatnya tokoh pendiri NU ini.
Dikatakannya, meskipun sudah menjadi menteri agama, tetapi Wahid Hasyim setiap bulan secara rutin pulang ke Tebuireng dan selama disana, para santri selalu dikumpulkan untuk diberi pemahaman dan pencerahan.<>
Dari kebijakan pendidikan yang diambil, ia herkesimpulan bahwa Wahid Hasyim merupakan tokoh pendidikan yang visioner dan berani merubah sesuatu.
“Yang selalu ditekankan pada santri adalah pencerahan bangsa melalui pendidikan dan persatuan bangsa,” katanya.
Diantara gebrakan yang dilakukannya adalah adanya pengajaran bahasa asing di dalam pesantren, yang waktu itu situasinya belum seperti sekarang ini. Untuk tingkatan SMA dibagi dua, ada kelas A, yang diajarkan bahasa Arab, Inggris dan Perancis sementara kelas B diajarkan bahasa Arab, Inggris dan Jerman.
Wahid Hasyim, pada waktu itu juga sudah berani mendatangkan guru non muslim untuk mengjar di pesantren. Waktu itu terdapat guru Katolik asal Sulawesi Utara yang mengajar ilmu alam.
“Ini merupakan sebuah revolusi pemikiran yang sangat berani,” katanya.
Baginya, Wahid Hasyim juga merupakan tokoh yang sangat berpengaruh. Ia mampu mempengaruhi orang lain untuk menuruti keinginannya. Dalam usia 39 tahun, ia sudah menjadi ketua umum PBNU dan menjadi tokoh yang sangat dihormati.
Pengaruhnya bisa dilihat dari pengakuan Isa Anshari, salah satu tokoh garis keras waktu itu, tetapi terhadap Wahid Hasyim memberi hormat. Demikian pula Khairul Saleh, salah satu tokoh komunis yang ditolong Wahid Hasyim dari penjara sehingga sangat hormat kepadanya.
“Beliau juga pejuang yang gigih dan mengalami pergumulan yang sangat berat pada zaman Jepang,” tuturnya.
Kiai Tolhah yang juga mentan menteri agama ini juga menuturkan, Wahid Hasyim jika disuruh memilih antara nasionalis dan Islam, ia akan memilih yang dekat dengan nasionalis.
Dalam membina keluarga, Wahid Hasyim juga berhasil. Mengutip sebuah hadis yang mengatakan bahwa orang yang paling baik adalah orang yang memiliki keturunan terhormat. “Beliau terbukti menjadi orang yang baik dan memiliki keturunan-keturunan yang baik,” tandasnya. (mkf)