Jakarta, NU Online
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Agung Laksono, menyatakan bahwa pemerintah jangan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) karena jika sekarang ini dilakukan, maka semakin memberatkan ekonomi rakyat.
"Sekarang ini perekonomian rakyat belum stabil. Jadi, pemerintah tak perlu menaikkan harga BBM dulu," kata Agung Laksono, yang juga Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya (DPP Golkar), dalam siaran persnya di Jakarta, Sabtu (19/4).<>
Menurut Agung saat berorasi di hadapan ribuan petani di Desa Beru, Kecamatan Wlingi, Blitar, Jawa Timur, pihaknya menyerahkan kepada pemerintah untuk mencari solusinya.
"Bagaimana cara agar BBM dalam negeri tidak naik, terserah pemerintah yang cukup banyak memiliki pemikir dan ahli ekonomi," ujar Agung.
Agung Laksono mengakui bahwa saat ini kenaikan harga minyak mentah di dunia terus melonjak. "Hari ini saja sudah mencapai 114 dolar AS per barel. Padahal, DPR memperhitungkan asumsi harga minyak mentah dalam APBN hanya 95 dolar AS per barel," ujarnya menambahkan. (ant)
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Agung Laksono, menyatakan bahwa pemerintah jangan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) karena jika sekarang ini dilakukan, maka semakin memberatkan ekonomi rakyat.
"Sekarang ini perekonomian rakyat belum stabil. Jadi, pemerintah tak perlu menaikkan harga BBM dulu," kata Agung Laksono, yang juga Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya (DPP Golkar), dalam siaran persnya di Jakarta, Sabtu (19/4).<>
Menurut Agung saat berorasi di hadapan ribuan petani di Desa Beru, Kecamatan Wlingi, Blitar, Jawa Timur, pihaknya menyerahkan kepada pemerintah untuk mencari solusinya.
"Bagaimana cara agar BBM dalam negeri tidak naik, terserah pemerintah yang cukup banyak memiliki pemikir dan ahli ekonomi," ujar Agung.
Agung Laksono mengakui bahwa saat ini kenaikan harga minyak mentah di dunia terus melonjak. "Hari ini saja sudah mencapai 114 dolar AS per barel. Padahal, DPR memperhitungkan asumsi harga minyak mentah dalam APBN hanya 95 dolar AS per barel," ujarnya menambahkan. (ant)
