Slogan ngaji dan dagang (Jigang) yang diterapkan Sunan Kudus, menjadi landasan mengembangkan dunia pesantren terutama santri di Kudus. Terbukti, Kantor Kementrian Agama Kudus merealisiasi dengan terus meningkatkan kreatifitas dan kompetensi santri. Hingga kini pihak kemenag mulai membidik lahan pekerjaan untuk santri.
Kepala Kantor Kemenag Kudus Dahwan Hadi melalui Kasi Pekapontren Hafidz mengatakan pihaknya telah bekerjasama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Kudus untuk memberikan ketrampilan para santri. Hal ini dilakukan sebagai upaya agar memudahkan santri untuk mendapatkan lahan pekerjaan, sehingga tidak lagi menjadi penggangguran.
>
”Selain mengaji. Kami harapkan santri di Kudus memiliki daya kreatif, dan bisa memiliki keahlian. Sehingga jika nantinya sudah tidak lagi di pondok, bisa mudah mendapatkan pekerjaan. Khususnya bisa mandiri,” katanya.
Terkait dengan peningkatan itu, pihaknya melakukan beberapa langkah. Baik pembinaan maupun pelatihan secara langsung. Salah satu upaya pertama yang dilakukan akan memberikan pelatihan meng elas, yang nantinya akan difasilitasi dengan diberikan pelatihan mengelas yang baik dari BLK Kudus. Namun sebelumnya akan diberikan pembinaan terlebih dahulu.
”Fasilitas ini hanya untuk santri asli Kudus saja, bukan dari santri non Kudus. Sementara jumlahnya 16 santri dari sejumlah pesantren di Kudus,” jelasnya.
Terkait dengan tindak lanjut keberlangsungan kemampuan santri itu. Pihaknya mengungkapkan untuk membantu itu, selain mengupayakan pelatihan juga upaya pengadaan alat untuk diperbantukan secara gratis kepada santri. Sehingga dengan
support itu, santri di pondok pesantren dapat terus belajar dan bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri.
”Intinya yang kami harapkan selain santri bisa mahir memahami keilmuan agama. Juga bisa lebih mandiri, dan produktif dalam membuka lapangan pekerjaan,” tandasnya. (adb)