Keluarga mendiang ulama terbesar di Kota Bogor, Jawa Barat, almarhum KH Abdullah bin Nuh (ABN), ikut kehilangan besar atas wafatnya KH Abdurrahman Wahid serta melepas kepergiannya dengan doa dan tahlil.
Dalam perbincangan dengan NU Online di Bogor, Selasa, putra KH Abdullah bin Nuh, KH Mustofa ABN mengatakan, almarhum mendiang sang ayah memiliki ikatan yang kuat dengan keluarga KH Hasyim Asy'ari, pendiri Pesantren Tebuireng yang tak lain merupakan kakek Gus Dur.<>
"Ayah saya merupakan murid KH Hasyim Asy'ari dan rekan KH Wahid Hasyim," kata KH Mustofa ABN yang juga pengasuh Pesantren Al-Ghazaly.
Pesantren Al-Ghazaly merupakan warisan yang ditinggalkan oleh KH Abdullah bin Nuh. Pesantren ini terletak di kawasan Kota Paris, Kelurahan Kebon Kalapa, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Al-Ghazaly memiliki ribuan siswa, denga unit pendidikan mulai madrasah diniyyah, TK, SD, MI, MTs, SMP, MA hingga MA dan pesantren.
Selain dikenal sebagai pendidik yang konsen berjuang membina umat lewat pesantren, mendiang KH Abdullah bin Nuh juga dikenal sebagai tokoh wartawan pada zamannya yang memiliki andil besar bagi kemerdekaan Indonesia.
Bintang KH Abdullah bin Nuh lebih terang menderang di jagat intelektual, dengan menelorkan banyak karya monumental dalam bahas Arab yang hingga sekarang menjadi rujukan dunia Islam. Di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, karya Abdullah bin Nuh banyak digunakan sebagai referensi.
Spesifikasi intelektualitas KH Abdullah bin Nuh di bidang tasauf dan fiqh. Salah satu karya besarnya yang hingga kini banyak dibaca umat Islam yaitu buku dengan judul "Ana muslimun sunniyyin syafi'iyyun" atau "Saya seorang Muslim dengan aliran Sunni Imam Syafi'i.
Lebih lanjut KH Mustofa yang lebih akrab disapa KH Toto mengemukakan, saat KH Wahid Hasyim mendirikan Departemen Agama (Depag), KH Abdullah bin Nuh ikut andil berjuang bersama.
"Almarhum Gus Dur berguru pada ayah, sedangkan saya merupakan murid Gus Dur," imbuh ulama yang menamatkan studi S1 di Timur Tengah.
Hubungan emosional antara keluarga besar Gus Dur dengan keluarga besar KH Abdullah bin Nuh sangat kuat. Karena itu mereka ikut berduka atas wafatnya ulama besar yang didaulat bangsa ini sebagai bapak demokrasi.
Toto mengatakan, pihaknya beberapa kali menyelenggarakan doa bersama untuk melepas kepergian Gus Dur, dengan melibatkan banyak pihak, antara lain PCNU Kota Bogor, Pesantren Miftahul Ulum serta Majelis al-Kifah at-Tsaqofy.
"Kami turut kehilangan besar dan mendoakan Gus Dur agar mendapatkan surga Allah. Kami akan melanjutkan perjuangan beliau." (hir)