Jakarta, NU Online
Menko Kesra H Jusuf Kalla mengatakan, kekeringan yang melanda sejumlah daerah di Jawa saat ini, sebetulnya bukan karena musim kemarau, tetapi akibat penjarahan hutan besar-besaran selama beberapa tahun terakhir.
"Kondisi kemarau saat ini sebenarnya tidak ekstrim, hanya karena hutan-hutan di Jawa itu sudah terlalu banyak yang dijarah, maka sedikit saja datang musim kering, dampaknya cepat sekali terasa," ujarnya kepada pers di Pangkep, sekitar 70 KM Utara Makassar, Sabtu.
<>Sebaliknya, pada saat musim hujan datang nanti, maka daerah-daerah yang kekeringan saat ini akan kembali dilanda bencana banjir, yang lagi-lagi disebabkan rusaknya hutan yang menjadi penyangga dan daerah resapan air selama ini. Musim kemarau saat ini diperkirakan akan berlangsung hingga Oktober 2003.
Karena itu, menghadapi dampak kemarau dan banjir tersebut, Kantor Menko Kesra telah mengantisipasinya dengan berbagai langkah, terutama merehabilitasi kawasan hutan yang rusak.
"Tahun ini kita menganggarkan dalam APBN sebesar Rp110 triliun untuk merehabilitasi sekitar 300.000 hakter kawasan hutan yang kritis di berbagai wilayah di Jawa," ujarnya.
Khusus penanganan dampak kemarau, kantor Menko Kesra telah menjalankan tiga program penanganan yakni pembagian air bersih secara gratis kepada rakyat yang kesulitan air, pembagian beras bagi rakyat yang kekurangan beras dan pelaksanan proyek padat karya.
Khusus untuk proyek padat karya, sudah disiapkan dana sebesar Rp150 miliar, dan kini sudah mulai berjalan, tambahnya.
Mengenai suplai air bersih, pemerintah kata Jusuf, akan membagi-bagikan air secara gratis dengan mencari air dari sumber-sumber yang masih tersedia di kawasan itu. Sedangkan pembagian beras, akan disuplai dari daerah-daerah yang surplus beras.
Sulsel mempunyai peluang untuk mensuplai beras ke Jawa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di sana, karena daerah ini mengalami surplus beras lebih satu juta ton setiap tahun.
Bahkan pihak Bulog Regional Sulsel saat ini telah menyiapkan 75.000 ton beras untuk dikirim ke daerah-daerah yang membutuhkan, termasuk di Jawa.(mkf)