Warta

Kekalahan Adnan Bukan Kekalahan NU

Selasa, 24 Juni 2008 | 10:26 WIB

Brebes, NU Online
Kekalahan Mohammad Adnan yang juga ketua (nonaktif) pengurus wilayah NU Jateng yang maju dalam Pemilihan gubernur 22 Juni lalu bukan kekalahan NU. Pasalnya, NU secara lembaga tidak mengusung Adnan dalam kancah politik tersebut.

“Terlalu murah, kalau kekalahan Adnan identik dengan kekalahan NU,” ungkap Pengurus Muslimat NU Kab. Brebes Hj Aqilatul Munawaroh, M.Pd. kepada NU Online di sela-sela rapat kerja Gabungan Organisasi Wanita Kab. Brebes di Aula BAPPEDA Brebes Rabu (24/6) siang tadi.<>

Aqilah menghendaki, moral force atau naluriyah NU di bangun kembali. Artinya pengurus NU jangan sampai terjebak pada idiom-idiom yang menyesatkan. Masih banyak sisi-sisi yang perlu digarap NU. “Bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi yang mustinya dikedepankan. Kasihan Nahdliyin, kalau pengurusnya terus-terusan tergoda mainan sahwat politik,” kritiknya.

Setiap Kabupaten, lanjut Aqila, perlu dibangun rumah sakit NU, sekolah unggulan milik NU bukan milik orang kaya yang NU, juga pemberdayaan koperasi. “PCNU mana sih yang konsis dengan tiga garapan itu?” tanya Aqilah.

Senada dengan Aqila, di tempat terpisah Ketua Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kec. Jatibarang Brebes Noval Djuwawin juga tidak sepakat kalau kekalahan Adnan adalah kekalahan NU. “Itu kekalahan pengurus-pengurus NU yang tidak taat asas pada khitah,” gugatnya.

Dia juga memprotes, mengapa pengurus NU tidak berkaca pada pengalaman masa lampau dan tidak mengindahkan garis ketentuan fatwa. “Hanya untuk kepentingan segelintir Adnan, NU dijualbelikan,” kritiknya pedas.

“Sejak awal saya sudah ngomong, NU jangan urusi politik. Ya.... kuwalat jadinya para pengurus NU yang serampangan mengambil keputusan itu,” ujarnya.

Noval juga mensinyalir kalau agenda konferensi cabang NU Kabupaten Brebes diundur juga gara-gara Pilgub. “Panitia yang sudah terbentuk dan tinggal greng, kok malah ngurusi tim sukses Bambang-Adnan,” ungkit Noval yang juga anggota DPRD dari FKB.

Bahkan Konferensi Wilayah NU yang digelar 12-13 Juli mendatang, Noval juga menyayangkan karena tidak ada grengsengnya. “Panitianya saja, saya belum mendengar sudah terbentuk apa belum. Semua ngurusi Pilgub, padahal akan dilangsungkan di Benda-Brebes,” ucapnya.

Dia menyarankan, harus ada upaya mengembalikan posisi NU di Jateng agar tetap eksis dan steril dari 'tangan-tangan' serakah, perlu adanya gerakan moralitas selamatkan NU. Dia heran, lembaga NU yang besar cuma diobok-obok oleh keinginan segelintir pengurus dengan dalih untuk kesejahteraan nahdliyin. “Perlu ada gerakan moralitas, selamatkan NU dan kokoh pada Khitah 1926,” pungkasnya. (was)


Terkait