Tuban, NU Online
Ketika bencana datang disuatu tempat, siapun akan terkena, tak perduli orang baik atau jelek. Hal ini juga terbukti bagi Ponpes Langitan yang kini terendam air akibat luapan Bengawan Solo sehingga terpaksa memulangkan para santrinya.
Jika di Bojonegoro banjir mulai surut, tapi di Widang Tuban, tempat berdirinya Ponpes tersebut, ketinggian air malah naik. Pada Jum’at siang, ketinggian air hanya mencapai selutut orang dewasa, namun pada malam harinya, air sudah naik menjadi 1 meter.
<>Ustadz Amirin, salah seorang guru di Ponpes tersebut menjelaskan para santri yang rumahnya di sekitar Ponpes sejak Jum’at malah sudah pulang ke rumahnya masing-masing sedangkan santri yang jauh diungsikan ke lantai 2 dan 3 asrama ponpes yang diasuh oleh KH Abdullah Fakih ini.
Dikatakannya, mayoritas yang pulang adalah santri putri. Dari 1500 orang santri putrid, 70 persen sudah pulang sedangkan dari 2000 santri putra, baru sekitar 50 persen yang balik ke kampong halamannya.
Baik PCNU yang berada di Lamongan, Bojonegoro dan Gresik, PWNU Jatim maupun PBNU sudah turun tangan untuk memberikan bantuan kepada para korban banjir. Jum’at kemarin, KH Hasyim Muzadi mengunjungi korban banjir di Lamongan sekaligus menyerahkan bantuan sebanyak tiga buah mobil boks yang terdiri dari air mineral, biscuit dan mie instant.
Banjir di Widang ini disebabkan oleh jebolnya tanggul Bengawan Solo di dusun Mbraho desa Tegalrejo pada Rabu malam lalu dan semakin hari semakin melebar. Pada Jum’at siang, panjangnya tanggul yang jebol sudah mencapai 200 meter. (mkf)